Mau main?

154 27 10
                                    

Sudah sejak beberapa hari kebelakang, Jungse kerap kali menemani Sehun mengurus Baekhyun di apartemennya. Sebab pria itu mulai merasa kewalahan jika harus mengurus bayi hyperaktif itu sendirian.

Dan hari ini pun berlalu sama seperti hari-hari kemarin, yang mana ketika sore tiba, Jungse akan datang dan menginap di tempat Sehun.

Baekhyun tidak keberatan, bayi itu malah akan dengan senang hati menyambut Jungse sebab bisa diajak bercanda bersama. Ya, bayi itu memang senang sekali bercanda dan bermain.

Tapi Jungse merasakan ada sesuatu yang berbeda dari Baekhyun. Meskipun tidak berbeda secara fisik--Ah, kecuali berat badannya yang bertambah, menjadi hampir 12kg sekarang. Sudah semakin berat--tapi Jungse tetap merasa berbeda.

Baekhyun terlihat lesu dalam pelukan Sehun yang kini duduk di atas sofa ruang tamu, sesekali Sehun mengusap punggung Baekhyun perlahan dengan tangan kiri sementara matanya fokus menatap layar ponsel yang dipegang dengan sebelah tangan yang lain. Sama sekali tidak menyadari ada seseorang yang datang.

"Dia kenapa, hun? Lesu banget." Ujar Jungse beberapa meter di samping sofa yang diduduki Sehun. Terlihat Sehun berjingkat kaget sebelum akhirnya menyadari bahwa itu adalah pacarnya.

"Baru bangun, masih malas." Sehun meletakkan ponsel di sebelahnya dan mengecup kepala Baekhyun. "Tumben banget deh, jam segini sudah pulang?" Jungse merotasikan bola mata dan menghempaskan tubuhnya di sofa tunggal.

"Apanya yang tumben? Aku biasanya juga pulang jam segini, kok." Sehun mengernyit mendengar jawaban Jungse. "Demi tuhan, hun! Dia masih pakai baju tadi pagi?" Jungse sedikit memekik saat ia baru saja menyadari sesuatu.

Dan Sehun hanya menatapnya polos, mengangguk. "Berarti dia belum mandi sore? Astaga, Sehun! Sudah hampir setengah enam dan Baekhyun belum mandi? Lalu mau mandi kapan!"

Sehun mencebik. "Dia saja baru bangun tidur, ya?" Sehun menatap Baekhyun yang meringkuk di pangkuannya. "Kamu mau mandi kapan, Hyun-ie?" Merasa dirinya dipanggil, Baekhyun mendongak menatap mata Sehun.

"Nda mau mandi." Jungse melotot. "Kenapa nda mau mandi?" Baekhyun melirik Jungse, menguap sebentar "Yuni dah mandi."

Sehun terkekeh mendengar jawaban konyol Baekhyun. "Kapan kamu mandi? Hyun-ie kan, baru bangun bobo."

*┈┈┈┈*┈┈┈┈*┈┈┈┈

Baekhyun itu anak yang mandiri, dia bukan anak yang rewel kalau Sehun bekerja. Sehun benar-benar sudah bekerja sekarang, menjadi penulis novel. Meski dia belum terkenal dan baru saja menerbitkan dua buah buku, tapi novelnya banyak dibicarakan dan cukup diminati pembaca.

Walau Baekhyun bisa bermain sendiri, ada kalanya ia merasa bosan. Bayi itu berdiri dari duduknya--Sebelumnya ia tengah menyusun balok menjadi menara tinggi. Yah, meski hanya 4 susun ke atas, saat ia menaruh balok ke lima, menaranya akan langsung roboh--mendekati Sehun dan Jungse yang sedang asyik mengobrol seru.

"Bukan begitu maksudnya!" Jungse tertawa sambil mencubit paha Sehun.

"Camchun ama---mau?" Sehun yang tadinya tertawa spontan berhenti ketika mendengar Baekhyun bicara padanya. Tapi sayang, suara Baekhyun tidak terdengar jelas sebab sebelumnya teredam suara tawa.

"Apa? Dia bilang apa barusan?" Sehun menatap Jungse, wanita itu hanya mengangkat bahu, sama-sama clueless. "Coba ulang, sekali lagi, samchun tidak dengar."

Masih dengan balok merah di tangan kanan, bayi itu mengulang kalimatnya. "Camchun ama Yuni main nda mau?" Sehun melongo, pun sama dengan Jungse, mencoba memahami kalimat acak yang dilontarkan Baekhyun.

"Ooh, kamu tanyanya terbalik, Hyun-ie. Samchun mau main sama Hyun-ie nda? Begitu. Coba tanyakan lagi." Baekhyun menatap langit-langit rumah dengan mata sipit yang dibulatkan, mulut yang terbuka mengeluarkan sedikit liur, berusaha merangkai kalimat sebaik mungkin sesuai yang diajarkan Jungse.

Baekhyun memang akan meneteskan liur tiap kali dia sedang serius mengerjakan sesuatu, saking seriusnya dia, sampai air liur yang di dalam mulutnya tidak terasa akan keluar, begitulah. Tapi itu bahkan sama sekali tidak mengurangi kadar kemanisan yang dimiliki bayi hampir 3 tahun itu.

"Camchun ama Yuni mau main." Tidak ada nada bertanya pada kalimat Baekhyun. Sehun menggeram gemas, bibirnya tidak berhenti senyum sejak tadi. "Ayo! Mau main apa?" Mata Baekhyun berbinar, senyumnya pun terkembang, manis sekali meskipun liur masih membasahi bibir mungilnya. Bayi itu sedang senang ada yang menemaninya bermain.

"Ayo camchun! Ninih, diaman!" Baekhyun langsung balik badan setelah melihat Sehun beranjak dari tempat duduknya. "Di kamar? Mau main apa di kamar?" Sehun bertanya dengan antusias, mengimbangi keantusiasan Baekhyun mengajaknya bermain.

"Hyun-ie! Aku tidak diajak main juga! Dasar bayi itu!"

Published, 7 Januari 2021


Aku kehabisan ide! Maaf yaa, makasih banyak yang udah mampir dan baca ceritaku, makasih banyak. Mungkin masih banyak kalimat yang ga sempurna, boleh banget kalo mau kritik dan sarannya. Once again, thank you so matcha! 🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️

Adorable Hyun!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang