Belajar

71 20 22
                                    

Weekend merupakan hari libur si pengasuh Byun. Sebab tuan, nyonya, dan anaknya akan menghabiskan waktu weekend tersebut dengan liburan keluarga. Entah ke pantai, puncak, mall, atau sekedar main ke taman bersama.

Di saat itu lah, Sehun memanfaatkan waktu untuk belanja mingguan dan membeli beberapa peralatan rumah yang sudah harus diganti, salah satunya serbet gantung untuk lap tangan yang basah. Itu sudah sobek di bagian tengah, memang sudah lama sekali sejak dibeli ia pun merasa waktunya untuk diganti dengan yang baru.

Termasuk seprai yang tempo hari tidak sengaja dirobek oleh Baekhyun, dan sepertinya ia juga mulai memikirkan untuk mengganti wallpaper kamarnya yang beberapa kali dikorek hingga berlubang secara sengaja oleh jemari kecil anak tuan Byun.

Tapi tentu, ia tidak akan mengganti wallpapernya secepat itu, sebab ia rasa setelah di ganti Baekhyun pasti akan kembali membuat lubang di wallpaper baru. Mungkin nanti, entah kapan pastinya. Untuk saat ini ia hanya membeli kain serbet baru yang cepat menyerap air.

Saat hari senin tiba, Sehun menjemput Baekhyun di sekolah TK nya, dia sudah mulai bersekolah omong-omong. Anak itu bahkan baru 4 tahun, tapi memiliki semangat sekolah yang tinggi.

Sudah sejak hari kamis yang lalu tuan dan nyonya Byun mulai menyekolahkan Baekhyun, mereka tidak memaksa, hanya menawarkan "Hyun-ie, besok lusa sekolah seperti Dahye Noona ya? Mau tidak? Nanti pakai tas dan sepatu baru."

Dahye Noona merupakan anak tetangga yang sering bermain dengan Baekhyun, orang tua Baekhyun tentu mengenal baik siapa itu Dahye.

Dan hanya penawaran sederhana seperti itu, Baekhyun langsung setuju. Ya sudah, tinggal dilanjutkan saja. Kalau kebetulan Baekhyun sedang malas datang ke sekolah, ya tidak usah berangkat sekolah.

Memang kan sebenarnya, usia 4 tahun belum cukup umur untuk masuk TK, tuan dan nyonya Byun pun paham mengenai hal itu. Kalau kata Nyonya Byun saat Sehun bertanya "Kenapa Baekhyun sudah sekolah?"

"Itu hanya pembiasaan saja, Sehun-Ssi. Kita mencoba agar Baekhyun terbiasa untuk sekolah, belajar bersosialisasi dengan banyak orang, sharing, dan bermain bersama. Sebenarnya niat kami hanya agar Baekhyun terbiasa sekolah, hanya untuk memberitahu kalau sekolah seperti ini loh, Hyun-ie. Menyenangkan, kan? Bisa bermain dan belajar bersama teman. Jadi atas dasar niat membiasakan tadi itu, kami tidak akan memaksa Baekhyun masuk sekolah kalau sewaktu-waktu ia menolak pergi. Berusaha membuat anak itu merasa nyaman untuk sekolah, tanpa adanya paksaan."

Ya, sepanjang itu penjelasan dari nyonya Byun. Beliau memang selalu antusias jika bercerita mengenai anak semata wayangnya, jadi Sehun sudah tidak heran kalau ia bertanya hanya dengan sebaris kalimat, dan dijawab dengan ratusan bahkan ribuan kata.

Saat Sehun datang, kelas Baekhyun belum selesai, sehingga ia harus menunggu di koridor bersama dengan para ibu-ibu yang juga menunggu anaknya. Beberapa kali ia diajak berbicara, tapi karena Sehun malas menanggapi ia hanya mengangguk, menjawab seperlunya, dan tersenyum.

Untuk meminimalisir pertanyaan lebih lanjut, ia hanya akan fokus memandangi Baekhyun dari jendela, terlihat anak itu sedang melompat-lompat seperti katak di atas karpet bergambar.

Di karpet tersebut ada juga jejak telapak kaki, bentuk kotak dan segitiga warna warni disertai angka, hingga gambar seperti tali yang melingkar, membuat Baekhyun yang berjalan di atasnya harus ikut melingkar mengikuti gambar tali tersebut, hingga mencapai kata "Finish" disudut karpet.

Baekhyun benar-benar menikmati permainan karpet tersebut. Meski beberapa kali tidak sengaja tertabrak oleh anak yang tubuhnya lebih besar dan membuatnya sedikit oleng, ia tetap melanjutkan hingga akhir. Lalu memekik senang dan bertepuk tangan, guru yang melihat pun ikut bertepuk tangan dan mengusap sisi kepala Baekhyun.

Anak itu belum melihat Sehun dari jendela, diam-diam Sehun tersenyum melihat Baekhyun yang aktif sekali bermain. Dia juga senang bernyanyi, meski terkadang masih keluar nada dan bernyanyi dengan berteriak -sama sekali tidak terdengar merdu, malah sedikit mengganggu- tapi ya ... Namanya juga anak kecil.

Meski begitu, Baekhyun juga senang mendengarkan orang bernyanyi. Anak itu bahkan sama sekali tidak mengeluarkan suara sampai lagunya selesai, terus memperhatikan dengan mata berbinar dan senyum ceria sampai gigi susunya terlihat.

Terkadang jika ia menyukai lagu yang tadi dinyanyikan dan merasa mudah untuk diikuti, anak itu akan meminta orang tersebut untuk menyanyikan lagu yang sama, berkali-kali, hingga orang yang bernyanyi menjadi bosan sendiri. Itu yang sering terjadi pada Sehun.

"Seluruh kota, merupakan tempat bermain yang asyik.
Oh senangnya, aku senang sekali.
Kalau begini, aku pun jadi sibuk. Berusaha mengejar-ngejar dia.
Matahari menyinari semua perasaan cinta, tapi mengapa hanya aku yang dimarahi.

Di musim panas, merupakan hari bermain gembira.
Sang gajah terkena flu, pilek tiada henti-hentinya.
Sang beruang tidur, dan tak ada yang berani ganggu dia.
Oh sibuknya, aku sibuk sekali."

Saat ini, mereka sudah berada di dalam mobil, dalam perjalanan pulang Baekhyun tidak henti-hentinya meminta Sehun untuk bernyanyi. Sebab tadi selama menunggu Baekhyun selesai kelas, lagu kartun si anak kecil mesum Shinchan terus terputar di dalam otaknya.

Jadilah sampai di mobil, ia sedikit bernyanyi lagu itu. Siapa sangka Baekhyun malah menyukai lagunya dan memaksa Sehun untuk terus bernyanyi. Sehun mendesah lelah, sekarang kepalanya penuh dengan lagu si mesum.

Malah Baekhyun yang bernyanyi, ia menyumpal kedua telinga Sehun dengan suara sumbangnya, lalu tertawa kegirangan karena sudah belajar satu lagu baru dari si pengasuh. Mungkin akan ia pamerkan pada mama dan papa saat dijemput sore hari nanti.

Jakarta, 20 Agustus 2023

Olaaa ... Hehe upadate kali ini, banyak narasi ... Mohon maaf ya *bow*

Nanti diupdate selanjutnya aku usahain lebih banyak sisi gemesnya, mohon dinanti. Semoga suka ya, sehat selalu para pecinta dede Yuni *bow*

Adorable Hyun!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang