👻MDS 10 || Rahasia Ryan

5.1K 657 65
                                    

"Kamu itu seperti hantu. Suka menghilang tiba-tiba. Eh pas ketemu udah punya yang lain."

- Sheina Arsilia -

°°°°°

HAPPY READING!



"Terima kasih karena sudah menemaniku, aku selalu berada di dekatmu. Saat ini, aku cuma mau kamu menuruti permintaanku.

Tolong kremasi-kan jasadku, kalau tidak, kamu akan tahu akibatnya."

•••👻•••

"Na!"

Sheina terperanjat sebab Rey menyebut namanya dengan lantang sambil melambaikan tangannya di wajah Sheina.

Selanjutnya, Sheina tersadar kalau ia melamun tadi, sampai-sampai makanan di dalam mulutnya tidak dikunyah.

"Abisin makanannya."

Makan malam hari ini sangat berbeda, pikiran Sheina terus menjelajah dan berkeliaran kemana-mana.

Hari ini Sheina sial, sempat beberapa kali berjumpa dengan hantu dan yang lebih parahnya ia mendapatkan surat misterius.

Sheina beranjak, selera dan nafsu makannya telah hilang. Bahkan indra perasanya pun seperti tidak berfungsi.

Saat ini, ia hanya butuh istirahat menentramkan pikirannya.

"Mau kemana?" tanya Rey.

"Kamar."

"Jangan lupa nyuci piring!"

Cklek!

Pintu kamar berwarna coklat itu terbuka setelah Sheina memutar knop.

Sheina berbaring di kasur, tubuhnya berbalut selimut tebal bergambar tokoh kucing ajaib dengan kantong di perutnya. Yap, Doramenyon.

Mata Sheina menatap ke langit-langit, mencoba menebak siapa pengirim surat misterius itu.

Satu hal yang Sheina yakini adalah bahwa si pengirim surat pasti bukan manusia.

"Hufft." Napas Sheina berhembus cukup panjang, ia mengambil surat dari laci meja belajar.

Terhitung sudah 5 kali Sheina membaca berulang-ulang surat itu. Namun belum menemukan petunjuk.

Tok ... Tok ... Tok ....

"Sheina! Abang boleh masuk ga?"

Suara ketukan pintu terdengar, bergegas Sheina menaruh kembali surat tadi.

"Masuk aja."

Rey membuka pintu perlahan, nyaris tak menimbulkan bunyi. Lalu ia duduk di tepi kasur.

"Ngapain?" tanya Sheina to the point.

"Lo lagi ada masalah?"

Sheina hanya menggeleng, tumben abangnya bertanya seperti itu.

"Kalo ada masalah curhat aja, jangan malu-malu."

"Ga ada. Abang kenapa nanya kayak gini?"

"Soalnya lo bengong terus, kayak ada yang dipikirin."

"Tadi sore juga gue suruh bikin kopi malah bikinnya teh. Udah gitu ga pake gula, malah pake garam. Asin anjir," sambung Rey.

Sheina menghela napas untuk kesekian kali. Memang betul, ia sempat membuatkan teh tapi pakai garam. Entah bagaimana rasanya.

MEREKA DI SINI [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang