👻MDS 09 || Kremasi

5.3K 735 83
                                    


"Sebutkan hasil dari Cos 90°."

Bu Jenny, guru fisika yang saat ini tengah mengajar di kelas 12 mengajukan pertanyaan pada murid-muridnya.

Bukan Jenny Blackpink ya, apalagi Bu Jenny yang jualan nasi uduk depan rumah author.

Tak ada seorang pun yang berniat menjawab, sepertinya mereka sudah pusing duluan karena pelajaran pertama adalah fisika.

Dengan percaya diri Sheina mengangkat tangan. Ia sangat yakin kalau materi ini pernah dipelajari waktu kelas 10.

"Iya, silahkan maju," perintah Bu Jenny.

Sheina menuruti perintah Bu Jenny. Ia maju melewati deretan meja. Lalu mengambil spidol hitam di atas meja guru dan mulai menuliskan jawaban.

90° = 45° + 45°
Cos 90° = cos(45°+45°)
Cos 90° = cos 45°.cos 45° - sin 45°.sin 45°
Cos 90° = 1/2√2 . 1/2√2 - 1/2√2. 1/2√2
Cos 90° = 1/4.2 - 1/2.2
Cos 90° = 2/4 - 2/4
Cos 90° = 0

"Udah, Bu."

Bu Jenny menatap hasil jawaban Sheina, detik berikutnya senyuman terukir. Ia puas akan jawaban yang diberikan Sheina. Setidaknya ada satu murid yang berani menjawab.

"Oke, kamu boleh duduk."

Sheina kembali ke kursinya, tentu saja seluruh murid berdecak kagum. Mengapa Sheina begitu pintar? Padahal ia termasuk murid baru di sini.

****

Bel meraung-raung menandakan istirahat telah tiba. Akhirnya, setelah pusing dengan pelajaran fisika, kini semua siswa dan siswi kelas 12 IPA 3 bisa berehat sejenak.

Walaupun hanya 1 jam lamanya, tapi lumayan untuk menghilangkan penat.

"Ayo ke kantin," ajak Febby dan Nara hampir bersamaan sembari menarik lengan Sheina yang bersandar di pintu kelas.

Mereka sampai di kantin, kondisinya sangat ramai. Maklum, mungkin semuanya juga ingin merasakan yang namanya istirahat.

Begitu pun dengan Sheina dan dua temannya, mereka lekas memesan makanan.

Posisi meja yang berada di pojok kantin memang paling ternyaman menurut mereka. Selain kosong, wajah mereka pasti takkan terekspos dari luar.

"Nih, udah jadi." Mpok Ani menghampiri meja tempat Sheina menunggu.

"Makasih Mpok," ucap mereka serempak.

"Oh iya, Shen. Kamu bisa ajarin aku tentang materi fisika tadi ga? Sumpah, belom ngerti," tanya Febby sebelum menyantap makanannya.

Sheina mengangguk, baru pertama kali ia dipanggil dengan sebutan 'Shen'.

"SAYANG!"

Nyaris Sheina tersedak kala mendengar teriakan yang sudah tak asing.

Ryan, pria itu berjalan menenteng tas. Seragamnya telah diganti menjadi kaus hitam, rambutnya acak-acakan layaknya berandalan.

Tetapi tunggu! Tadi dia panggil 'sayang' untuk siapa?

"Ryan! Berisik tau ga? Orang-orang ngeliatin tuh!" omel Febby dengan tatapan tajam yang sengaja ia arahkan ke Ryan.

"Gapapa dong by," ujar Ryan tanpa memudarkan senyumnya.

Sheina semakin bingung dengan situasi seperti ini. Ryan waras?

"Kalian pacaran?" tanya Sheina keheranan.

"Iya lah, emang kek lo jomblo!" ejek Ryan, memancing amarah Sheina hingga ia melayangkan pukulan di lengan pria itu.

"Lah kalian udah saling kenal?" Sekarang Febby yang bertanya dan dibalas anggukan oleh Sheina.

MEREKA DI SINI [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang