👻MDS 29 || Pengkhianat

3.6K 508 51
                                    

Asap rokok yang berasal dari tangga di lantai satu membumbung tinggi ke udara. Pelakunya malah duduk santai di salah satu anak tangga, meluruskan kakinya hingga menghalangi murid lain untuk lewat.

Ryan mengembuskan napas lagi. Rokok yang tinggal setengah itu berada di tangan kanannya. Entah sudah berapa lama ia tidak merokok, terakhir kali sehari setelah pacaran dengan Febby dan ia dilarang merokok oleh gadis itu.

Namun, sekarang Febby sudah tidak ada. Jadi, tidak apa-apa juga, 'kan kalau kebiasaan yang dulu muncul kembali? Mungkin, Febby di sana akan marah.

"Ngapain liat-liat? Tinggal lewatin kaki gue aja kalo mau naik," sungut Ryan tatkala segerombolan perempuan terdiam menatapnya tanpa berkata apapun.

Mau tak mau, mereka pun melewati Ryan meski agak sulit karena memakai rok.

Ryan kembali memfokuskan dirinya pada rokok tadi, ia mulai menyalakan yang baru. Sudah terhitung ada 3 rokok yang ia habiskan hanya untuk melamun.

"RYAN!"

Sial! Teriakan seseorang lagi-lagi menganggu waktu santai Ryan. Dengan malas ia menoleh ke kiri, tepat di ujung tangga ada Sheina yang tengah mengatur napas.

Kemudian, Sheina menaiki beberapa anak tangga hingga sampai ke tempat Ryan.

"Lo harus ikut gue," ajaknya.

"Kemana?"

"Ikut aja, gue udah tau siapa pelakunya."

"Tapi gue ga mau tau," balasnya acuh.

Sheina menarik lengan Ryan secara paksa. Kalau tidak begini, mau sampai kapan menunggu Ryan untuk bangkit?

•••••



Sheina menghentikan langkahnya, begitu juga dengan Ryan. Ia masih tak mengerti Sheina akan melakukan apa. Katanya sudah tahu siapa pelaku di balik pembunuhan Febby, tapi kenapa Sheina malah membawa Ryan ke taman belakang sekolah?

Perlahan Ryan mengikuti Sheina dari belakang, masih ditemani sebatang rokok di mulutnya.

"Bangun lo! Ga usah pura-pura sedih gitu!" seru Sheina pada Nara yang sebelumnya sedang menangis tersedu-sedu di kursi taman.

Nara mengusap air matanya, lalu berdiri menatap Sheina.

"Gue tau pelakunya itu lo! Buat apa lo lakuin ini?!" Tanpa berpikir panjang, Sheina mendorong tubuh Nara sampai menabrak pohon. Sedangkan Ryan yang belum memahami situasi, hanya menonton saja.

Nara mengelus-elus bahu kirinya, dorongan Sheina cukup keras. "Lo punya bukti?"

"Ada. Gue nemu kertas ini di dalem diary Febby. Isinya cuma absen, tapi gue dapet petunjuk dari sini."

"Coba liat." Ryan mengambil kertas dari genggaman Sheina. Mengapa baru pertama kali ia mengetahui kalau Febby sering menulis absen dengan huruf-huruf aneh itu?

"Ini gimana cara bacanya?" Pertanyaan yang sama seperti saat Sheina mengobrol bersama Nayva dilontarkan oleh Ryan.

"Liat polanya. Huruf-huruf di situ saling berhimpitan, jadi ada satu huruf yang sengaja dilewat. Coba gabungin." Tangan Sheina mengeluarkan pulpen dan memberikannya kepada Ryan agar ia bisa menyusunnya.

Ryan berjongkok sekejap, ia menggunakan kursi taman sebagai alas untuk menulis.

RTHJKMUWHJ = Silvi

MEREKA DI SINI [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang