EPILOGUE 00'S 2

791 70 5
                                    

🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Ohara terbangun tengah malam, merasakan dingin  luar biasa. Ohara kesal pada dirinya sendiri, untuk kesekian kalinya dia   ketiduran di sofa. Itu semua selalu ia rasakan saat setiap kali merindukan Sahaniel. Ah, meski sudah 7 tahun berlalu, Sahaniel masih melekat di benaknya.

Ohara mendengus kesal lalu beranjak menuju kamarnya lalu mencoba menutup matanya. Tapi, tidak bisa. Sudah sering terjadi padanya. Bangun saat jam dini hari begini, membuatnya tidak bisa tidur lagi.

Ohara akhirnya memutuskan, untuk menulis naskah malam ini. Ia buka laptopnya, lalu mulai melanjutkan cerita nya yang sudah ke berapa. Mengisi segelas air minum hangat lalu meneguknya perlahan.

Bahkan Ohara sudah menuliskan sampai beberapa part cerita, dan matanya belum sama sekali mengantuk. Ponselnya bergetar, Ohara mengambil ponselnya lalu memeriksa.

Yulia :
Ra, besok gimana jadi nggak? 03:08

Astaga! Ohara lupa memberi kabar pada Yulia. Ohara menepuk jidatnya. Lalu mulai mengetikkan sesuatu pada ponselnya.

Ohara :
Gimana ya, Lia. Aku belum tau pasti, lagian aku mager bgt!! 🥺 03:09

Sebenarnya Ohara jujur apa adanya, ia tidak terlalu suka keramaian. Ia lebih memilih dan tenang jika di rumah sendiri, menikmati teh hangat dan menulis cerita-cerita. Atau tidak, ia kadang ke toko buku untuk membeli buku-buku baru untuk ia baca jika ada waktu senggang.

Yulia :
Astaga nih anak! Bener2 dah, ya udh deh, aku juga kayaknya malas, lain kali aja 03:10

Ohara menghela napas lega, untung saja. Ia kembali melanjutkan menulis ceritanya.

Hingga jam menunjukkan  pukul  lima pagi, barulah gadis itu menguap, mengantuk. Ia sudahi pekerjaannya dan merebahkan tubuhnya di ranjang nya. Akhirnya, matanya bisa diajak kompromi .

🦋🦋🦋

Pagi itu, Ohara sedang duduk-duduk santai di apartemennya. Subuh tadi Papanya menelepon menanyakan kabar Ohara, rasa benci Ohara sedikit demi sedikit berkurang setelah tinggal bersama Papanya selama beberapa tahun setelah pindah dari Jakarta 7 tahun lalu. Mama tirinya juga sangat menyayanginya, tapi tetap saja tidak ada yang bisa menggantikan Anggun——Mama tercintanya.

Ah, Ohara jadi rindu pada mendiang Mamanya, sudah dua tahun ia tak ke sana. Mungkin minggu depan, ia harus meluangkan waktunya ke sana sebentar. Setiap Ohara ke Jakarta, ia tidak pernah memberitahu siapa pun jika ia ke sana. Tidak terkecuali Naya, Ohara takut akan bertemu dengan Sandy dan yang lainnya, membuat Ohara harus merindukan pria itu kembali.

Jadi, kalau pun Ohara ke Jakarta, ia hanya menginap satu malam di penginapan atau hotel, bahkan rumah neneknya pun jarang ia kunjungi hanya lewat saja.

𝑬𝒑𝒊𝒍𝒐𝒈𝒖𝒆 𝟎𝟎'𝒔 (ᴏɴ ɢᴏɪɴɢ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang