Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🎧 Mahen - Pura-pura Lupa
(Selamat membaca, sambil dengar lagu di atas supaya makin dapat feel nya. Typo tandain ya💗)
🦋🦋🦋
"Masuk!"
Suara itu bahkan mampu membuat Ohara mendadak gemetar. Ia tahu betul, Sahaniel belum berubah. Sahaniel masih pria yang ia kenal beberapa tahun yang lalu. Siapa sangka, bukannya malah lembek pria itu semakin keras dan kejam saja.
Ohara melangkahkan kakinya, memantapkan hati bahwa apapun resikonya ia akan terima. Dengan senyum andalannya Ohara memasuki ruang pribadi milik Sahaniel.
Ohara mendapati pria itu sibuk dengan berkas-berkas di mejanya. Ohara meneguk ludahnya kasar, entah kenapa aura negatif melingkupi dirinya sekarang. Ruangan itu terasa lebih dingin dibanding di luar.
"A-ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya Ohara berusaha menatap Sahaniel tanpa mengalihkan pandangannya dari pria itu.
Ohara merutuki dirinya, kenapa tiba-tiba ia jadi gugup begini?
Sahaniel bahkan tidak menjawab pertanyaannya. Malah ia semakin sibuk saja, membuat Ohara semakin tidak nyaman. Sudah lama sekali Ohara tidak bertemu dan langsung berduaan di dalam satu ruangan bersama pria itu. Ada rasa kerinduan yang begitu mendalam dari dalam hati Ohara. Ingin sekali ia memeluk pria kekar di depannya. Melampiaskan segala kekhawatiran yang menimpanya beberapa tahun ini karena pria itu.
Ohara berdeham, kesal sendiri dengan Sahaniel.
"Pak? Saya masih punya pekerjaan yang harus dikerjakan, jadi kalau tidak ada yang perlu saya izin keluar," kata Ohara setelah memantapkan hatinya. Ia tidak nyaman berlama-lama di dekat pria yang sangat ia rindukan itu, pria yang sudah ada wanita lain di sampingnya. Ah, hati Ohara diremas kuat oleh kenyataan itu.
"Stop di sana!" perintah Sahaniel menggelegar di ruangan itu.
Ohara yang sudah berbalik, langsung saja memejamkan matanya ketakutan. Ia remas kuat jarinya sendiri. Belum sempat ia berbalik, suara pantofel berjalan santai ke arahnya. Membuat Ohara jantungan. Ohara menggigiti bibir bawahnya kaku.
Sedangkan Sahaniel, membuka jasnya, menyisakan kemeja hitam yang sangat pas di badan kekarnya. Melonggarkan dasi hitam yang semakin mencekik lehernya itu karena perasaannya yang tiba-tiba gerah dan memanas karena Ohara benar-benar ingin menghindarinya. Ia tidak suka dengan sikap dingin Ohara kepadanya. Menganggapnya sebagai atasan membuat Sahaniel tidak terima.
Berdiri tepat di belakang Ohara. Ohara yang tingginya hanya sebahu Sahaniel. Memandangi Ohara yang sudah dewasa, di depannya membuat Sahaniel berdesir hebat. Merindukan gadisnya yang ia tinggalkan beberapa tahun lalu.
Sahaniel mendekat, mendengar suara sepatu Sahaniel yang mendekat membuat Ohara melangkahkan kakinya. Sahaniel menatap tajam Ohara yang menghindarinya. Tidak tahan dengan sikap Ohara, akhirnya Sahaniel melangkah lalu menarik Ohara ke pelukannya. Membuat Ohara terpekik menahan napasnya yang tiba-tiba sesak akibat pelukan Sahaniel yang terlalu erat melingkar di perutnya.