EPILOGUE 00'S 7

834 69 13
                                    

🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Pagi hari, di hari Senin yang cerah. Semua para pekerja sibuk untuk mempersiapkan diri masing-masing. Hari Senin adalah hari yang sibuk. Tapi pengecualian untuk Ohara hari ini. Jam sudah menunjukkan angka 9 pagi, ia malah bersantai tidur di ranjang milik Yulia. Tidak ada niat untuk bergerak sedikit pun  dari sana. Masih terlalu nyaman di dalam selimut tebal milik Yulia.

Yulia yang sudah siap-siap berdandan, mempersiapkan bekal untuk ke kantor pun heran dengan Ohara. Yulia tahu benar, Ohara adalah orang yang tidak pernah absen dan selalu rajin bekerja ke kantor, demi gaji dan melupakan Sahaniel ia menjadi gadis yang gila kerja.

"Ra, kamu beneran nggak masuk kantor hari ini?" tanya Yulia untuk ketiga kalinya mulai dari bangun tadi. Pasalnya, Yulia ragu dengan keputusan Ohara yang tiba-tiba mogok kerja entah karena apa.

"Iya Lia beneran, udah kamu berangkat, kamu udah telat setengah jam, nanti Bu Herlin marah, kamu mau?" omel Ohara pada Yulia yang tengah berkacak pinggang melihat ke arah Hara.

"Terus kamu udah izin ke kantor? Udah hubungin Bu Herlin atau Bos kita?"

"Nggak usah, biarin aja."

"Duh! Kamu kenapa sih sebenarnya? Heran deh!" Yulia pusing dengan mood Ohara.

"Aku nggak papa, Lia. Cuman pengen istirahat aja," jawab Ohara tersenyum sadar telah membuat Yulia khawatir.

"Ya udah deh, aku pergi ya. Kalo mau makan itu aku udah panasin makan buat kamu."

"Iya, ingat jangan kasih tau sama siapa-siapa kalau aku di tempat kamu."

"Sip deh."

Akhirnya, Yulia berangkat kerja. Tinggallah Ohara sendiri di apartemen milik Yulia. Ohara memandangi luar kaca apartemen Yulia, tiba-tiba ia menangis mengingat kejadian kemarin. Perih sekali rasanya, Ohara masih belum bisa menerima kenyataan bahwa Sahaniel, pria yang sangat ia cintai itu sudah memiliki pacar. Cantik lagi.

Padahal mata Ohara sudah membengkak, memerah, dan suaranya juga sudah berubah karena menangis lama kemarin malam. Ohara terduduk, menjambak rambutnya merasa frustrasi. Menarik napas dalam-dalam, menatap langit-langit rumah dengan air mata yang masih saja luruh tiada henti. Ohara benci dengan dirinya yang sangat lemah itu.

Yang paling membuatnya sakit adalah, ia terpuruk selama 7 tahun ini karena kehilangan sosok pria yang ia cintai. Padahal Sahaniel tampak baik-baik saja di matanya.

"Bego kamu Hara," katanya tertawa sumbang masih mengeluarkan air mata.

"Bisa-bisanya kamu masih cinta sama orang yang jelas-jelas udah lupain kamu," lirihnya lagi gemas sekaligus kesal pada dirinya sendiri.

𝑬𝒑𝒊𝒍𝒐𝒈𝒖𝒆 𝟎𝟎'𝒔 (ᴏɴ ɢᴏɪɴɢ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang