EPILOGUE 00'S 8

800 64 7
                                    

🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Yulia dengan napas terengah-engah menduduki kursinya. Berpikir keras dengan apa yang ia lihat tadi. Tidak mungkin kan apa yang dipikirannya sekarang adalah benar? Tidak, tidak. Pasti ada yang salah. Yulia berusaha menepiskan segala pikiran yang tidak beres dari pikirannya.

Yang ada dipikiran Yulia saat ini hanya Ohara. Yulia pura-pura fokus saat Sahaniel berjalan melewati para karyawan dengan wajah yang cukup tegang. Setelahnya, Rissa datang menyusul dengan wajah memerah habis menangis, keluar dari kantor.

Astaga! Yulia makin pusing saja dibuatnya. Lebih baik ia meminum secangkir kopi lalu bertukar pesan dengan pacarnya.

🦋🦋🦋

Ohara sedang sibuk dengan naskah di laptopnya. Beruntung ia kemarin membawa laptop nya ke apartemen Yulia. Sesekali Ohara menghela napas, merasa tidak fokus. Matanya juga perih begitu juga dengan kepalanya yang nyut-nyutan. Mungkin efek menangis lama tadi malam.

Ohara sengaja mematikan teleponnya. Jaga-jaga kalau pihak kantor meneleponnya. Ohara akhirnya menekuk wajahnya, melamun kembali menatap kota Yogya dari atas. Kenapa ia harus bertemu dengan Sahaniel dengan status yang sudah berbeda? Menambah pusing saja, padahal Ohara sangat menyukai dan sudah jatuh cinta pada kantor itu. Ia tidak ingin resign sebenarnya, ia sudah nyaman apalagi kantornya lah yang sudah menerbitkan bukunya. Sangat sayang kalau semisal ia mengundurkan diri dengan masalah pribadi seperti ini.

Ohara lagi-lagi hany bisa menghela napasnya. Ternyata seharian di rumah semakin membuatnya pusing saja. Tidak ada yang berubah, malah ia semakin suntuk. Karena terbiasa bekerja keras, maka berdiam di rumah bukan lah seorang Ohara.

Baiklah, sudah Ohara putuskan, ia akan kembali bekerja besok ke kantor. Ia akan menghadapi segala konsekuensi yang akan terjadi. Ia harus lapang dada dan ikhlas. Ia tidak akan menyerah, ia harus hidup bahagia meski harus mengikhlaskan sesuatu yang sangat menyakitkan baginya.

Ia tidak boleh sedih berlama-lama, tidak baik begini, bukan? Ia juga harus hidup dengan wajar dan seperti orang lain. Ia harus tetap melanjutkan hidupnya dan memikirkan apa yang akan ia tempuh ke depannya.

Beberapa jam kemudian....

Ohara merasa bosan, jadilah ia mengutak-atik isi dapur Yulia. Menghilangkan suntuk dan penatnya, Ohara memilih untuk memasak. Sedikit lega rasanya setelah semalaman ia menangis, perasaan Ohara lebih baik dari kemarin. Ohara bersyukur bisa melewati rasa sakitnya sedikit demi sedikit.

Hingga suara bel rumah, Ohara mematikan kompor sebentar, lalu beranjak membukakan pintu.

Masuklah Yulia dengan tergesa-gesa. Ohara kebingungan seraya menutup pintu. Mengikuti Yulia yang tergesa-gesa dan langsung duduk di sofa.

𝑬𝒑𝒊𝒍𝒐𝒈𝒖𝒆 𝟎𝟎'𝒔 (ᴏɴ ɢᴏɪɴɢ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang