EPILOGUE 00'S 14

701 58 4
                                    

🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Sahaniel tengah menjalankan mobilnya dengan sangat pelan. Mencari keberadaan Ohara. Kemana kira-kira Ohara saat ia pergi menjemput mobilnya ke lobi. Tidak tahan lagi, Sahaniel kini turun dari dalam mobilnya. Sahaniel mengedarkan pandangannya ke seluruh jalanan Yogya.

Pandangan Sahaniel berhenti saat satu titik berhasil membuat pupil matanya membesar. Seorang gadis manis berdiri di sana tengah melihat souvernir penjual aksesoris dan baju-baju di jalanan Malioboro. Ohara dengan rambut diikat rendah dan juga tas kesayangannya yang setia di bahunya. Lalu, tersenyum manis saat bertanya pada penjualnya.

Sederhana sekali gadisnya itu. Tidak terlalu suka dengan barang-barang mahal, apa adanya, berdandan biasa. Tapi, mampu membuat Sahaniel jatuh cinta sedalam-dalamnya. Ohara terlihat sedang membeli gelang yang mempunyai bandulan hijau. Lalu, memakainya ke tangan kanannya.

Mata Sahaniel memicing tajam saat setelah melihat gelang yang pernah ia berikan tujuh tahun yang lalu. Gelang tridatu, gelang yang Sahaniel berikan saat di Pulau Tidung. Senyum Sahaniel terlukis di wajahnya. Rasa bahagia menjalar di seluruh hatinya. Ia tahu, bahwa Ohara masih sangat mencintainya.

Ohara kemudian berjalan menyusuri trotoar. Memotret beberapa foto dalam ponselnya. Kemudian, gadis itu tersenyum melihat betapa menyenangkannya tinggal di Yogya. Ohara menyukai segalanya tentang Yogya.

Sahaniel mengikuti Ohara dan memerhatikan segala gerak-gerik Ohara. Hingga Ohara memasuki apartemennya. Sahaniel harus memastikan Ohara selamat sampai pulang. Setelah itu, Sahaniel beranjak dari sana.

Sahaniel memasuki rumah yang baru saja ia beli bulan lalu itu. Di sana, terlihat Mama Maudy sedang menyiapkan makan malam. Sahaniel mencium Mama Maudy dengan sayang. "Sore, Ma." Sahaniel tengah duduk di kursi dekat ruang makan itu.

"Sore sayang." Mama Maudy melirik sebentar pada Sahaniel yang sudah bermain dengan ponselnya.

"Sayang, kamu ada masalah sama Rissa, tadi dia datang ke sini nangis-nangis. Kalian berantem?" tanya Mama Maudy penasaran pada Sahaniel.

Sahaniel menghela napas," Kenapa? Dia ngadu sama Mama karna Niel usir dia atau yang mana?" kata Sahaniel sudah muak.

"Sayang, bukan gitu. Mama ha—"

"Niel capek sama Mama kalo kayak gini terus, sekarang Mama pilih, Mama dukung aku sama Rissa atau aku masuk ke geng motor? Jujur, Niel udah kangen Ma  buat onar," kata Sahaniel tersenyum sinis menatap Maudy.

Maudy terdiam. Apakah ia terlalu memaksa anak kesayangan nya itu.

"Mama bahkan lebih percaya sama cewek sialan itu, ya udah Rissa aja yang jadi anak Mama, Mama nggak pernah percaya sama Niel, Mama—"

PLAK!!!

Sahaniel tersenyum miring, memegangi wajahnya yang ditampar oleh Mama Maudy. Mama tercintanya yang sangat lembut pada Sahaniel.

𝑬𝒑𝒊𝒍𝒐𝒈𝒖𝒆 𝟎𝟎'𝒔 (ᴏɴ ɢᴏɪɴɢ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang