🦋🦋🦋
"Ni-Niel?" gumam Ohara pelan. Jantungnya bergemuruh keras. Berdetak kencang sampai-sampai kancing kemeja yang ia pakai ikut berdenyut.
Lidahnya kelu, air matanya hampir luruh. Tidak bisa berkata. Bertanya pada dirinya sendiri apakah ini mimpi atau bukan?
"Ha-ra?" gumam Sahaniel pelan, tidak menyangka apa yang ia lihat di depan matanya.
Ohara menahan napasnya, menarik pelan lalu menghembusnya pelan juga. Tidak! Tidak! Ohara tidak bisa menahan dirinya lagi. Ohara mendekat pada Niel. Ingin memeluk Sahaniel erat, ingin mengatakan bahwa ia sangat merindukan pria itu. Kenapa pria itu pergi tanpa alasan. Ohara ingin tahu. Ohara ingin menepati janjinya.
"Ni-Niel?" cicit Ohara berjalan pelan pada Sahaniel. Tersenyum manis lalu mendekat dengan sangat lambat. Ingin memeluk erat, ingin cepat-cepat memeluknya.
Saat Ohara ingin memeluk, sebuah pintu terbuka. Menampakkan seorang perempuan yang berlari riang pada Sahaniel. Pandangan Ohara tidak berhenti pada perempuan itu. Senyum Ohara yang tadinya hadir, sekarang berubah sendu saat melihat perempuan itu memeluk Sahaniel lebih dulu.
Ohara terpaku di tempatnya, padahal hanya sedikit lagi maka ia akan memeluk Sahaniel. Air mata kebahagiaan Ohara berubah menjadi air mata kesedihan kala melihat pujaan hatinya dipeluk oleh gadis lain di depan matanya sendiri. Sangat intim dan pastilah ada hubungan yang erat di antara mereka. Ohara tahu itu. Tidak ada gadis yang dekat dengan Sahaniel selain dia dan Mama Maudy. Itulah yang Ohara tahu sedari dulu. Tapi, mungkin sudah berubah. Tidak mungkinkan tujuh tahun mereka berpisah tidak ada yang berubah. Kenapa sakit sekali?
"Kak Niel? Kok aku telpon dari tadi nggak diangkat, sih?" kata gadis itu meleyot manja di lengan Sahaniel.
Sahaniel tidak menjawab, pandangannya masih tertuju pada Ohara yang sedang menatap mereka berdua.
"Aku bawa makanan kesukaan kamu, pasti Kak Niel suka," kata gadis itu lagi.
"Rissa Lo nggak liat ini di mana?" balas Sahaniel menjauhkan tangan gadis yang bernama Rissa itu dengan paksa. Meski Rissa tidak mau, tapi kekuatan Sahaniel tidak lebih besar dari padanya.
Rissa memanyunkan bibirnya, lalu menoleh pada Ohara yang menatap mereka. Buru-buru Ohara menghapus air matanya. Mengangguk tersenyum pada Rissa, lalu Rissa membalas senyuman itu.
"Maaf ya, Mbak. Jadi nggak enak sama Mbak. Saya nggak liat Mbak tadi. Habisnya saya kelewat kangen sama pacar saya," kata Rissa lembut. Kelembutan yang Rissa tunjukkan semakin membuat Ohara gelisah. Ia lebih memilih Rissa tegas dan garang dari pada lembut seperti ini. Selera Niel masih tetap sama, suka wanita lemah lembut, tapi sayangnya saat ini bukan Ohara yang dimaksudkan lemah lembut itu. Sudah digantikan oleh Rissa——gadis manja yang sedang memeluk sayang Sahaniel saat ini. Bukankah seharusnya Ohara yang ada di sana? Ah, tidak mungkin! Semuanya sudah berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑬𝒑𝒊𝒍𝒐𝒈𝒖𝒆 𝟎𝟎'𝒔 (ᴏɴ ɢᴏɪɴɢ)
Romance𝘚𝘦𝘬𝘶𝘦𝘭 𝘴𝘵𝘰𝘳𝘺 𝘰𝘧 𝘈𝘣𝘰𝘶𝘵 𝘚𝘢𝘩𝘢𝘳𝘢 📢 sɪʟᴀᴋᴀɴ ʙᴀᴄᴀ ᴅᴜʟᴜ ᴄᴇʀɪᴛᴀ 'ᴀʙᴏᴜᴛ sᴀʜᴀʀᴀ' sᴜᴘᴀʏᴀ ᴍᴇɴɢᴇʀᴛɪ ᴀʟᴜʀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ! 📌 sᴇʙᴀɢɪᴀɴ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ᴅɪᴘʀɪᴠᴀᴛ, ғᴏʟʟᴏᴡ sᴇʙᴇʟᴜᴍ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ. ᴛᴋs. 💓 Perpisahan Ohara dengan pria yang dicintainya di masa lalu...