Bloom

79 14 7
                                    

By Azaleamuly05

Tubuhnya terasa melayang bersama mobil yang dikendarainya, padahal jelas-jelas kendaraan itu masih tertarik oleh gravitasi bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuhnya terasa melayang bersama mobil yang dikendarainya, padahal jelas-jelas kendaraan itu masih tertarik oleh gravitasi bumi. Ia membenturkan kepalanya beberapa kali ke setir mobilnya dengan tangis pecah beserta rambut yang sudah jauh dari kata rapi. Ia sedang dalam keadaan mabuk berat dan masih berani-beraninya menyetir.

Ia menatap buku yang senantiasa dibawanya kemanapun pergi. Timbul rasa benci begitu dalam pada benda tanpa dosa itu, ia pun mengambil dan sedikit meremasnya.

"Gara-gara kau satu-satunya orang yang paling kucintai pergi! Pembawa sial!" makinya.

Terakhir ia melemparnya tepat di kaca depan bagian kiri seiring menggelapnya pemandangan penuh salju di luar sana.

***

Seorang lelaki mungil duduk di kursi kayu lapuk di tepi ranjang kecil yang biasanya menjadi tempat tidurnya, tetapi sekarang tempat itu sedang dipakai oleh seorang gadis yang ditemukan adiknya sebelum berangkat bekerja di depan rumahnya dalam keadaan pingsan. Lelaki mungil itu terkantuk-kantuk karena nyatanya sejak pagi sampai malam ini orang yang ditunggunya belum kunjung sadarkan diri.

Saat ia hampir tenggelam dalam lelapnya, ia merasakan ada pergerakan dari tempat tidurnya. Lelaki itu mencari tongkatnya di sekitar ranjang lalu menggenggamnya.

"Di mana aku? Oh, maaf Tuan, ini di mana?" tanya gadis itu setelah menyadari keberadaan pria mungil di sisinya, tetapi karena ia adalah gadis yang pendek jadi tingginya mungkin juga berselisih lumayan jauh.

"Kamu sudah sadar? Ini di gubukku. Pagi tadi adikku nemuin kamu pingsan di depan pintu masuk, jadi kita bawa kamu ke sini," jawab si pria sambil tersenyum ramah.

Gadis itu sebenarnya lumayan terkejut ketika menyadari tatapan lelaki itu tak tepat menuju dirinya. Ya, lelaki itu buta.
"Kamsahamnida sudah menolong saya, Tuan. Saya Minji, kalau boleh tahu, siapa nama Tuan?" tanya Minji.

"Panggil Jinho aja, tolong tidak usah bicara formal banget ya, santai aja sama aku," pinta Jinho diakhiri tawa renyahnya.

"Oke Jinho, gomawoyo," ucap Minji.

Jinho mengangguk tanpa melunturkan senyum yang bisa membuatmu diabetes saking manisnya. Ia berdiri dan berpamitan pada Minji.

"Tidur aja Minji, biar aku tidur di luar," kata Jinho.

"Di luar pasti lagi turun salju lebat banget, mending kamu di sini aja.”

Kening Jinho berkerut mendengar perkataan Minji, ia sedikit heran sepertinya.

"Salju itu apa? Kayak pernah denger tapi nggak tau apa. Salju itu kayak serangga?" tanya Jinho ragu.

Kini giliran Minji yang bingung dengan Jinho, salju itu serangga? Bagaimana bisa? Merasa ada yang salah karena Minji terdiam, Jinho pun berdehem.

Sudut Frasa SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang