By FinWoo
"Aku ambil yang ini." Jari telunjuk wanita itu mengarah pada pria di balik ruang bersekat kaca tebal dengan bau anyir menyeruak. Sekilas ia tersenyum.
"Berapa?" tanyanya sembari melipat tangan, mencoba bernegosiasi.
"Dia lebih mahal dari yang kau kira...," jawab si lawan bicara. Dirinya ikut tersenyum, sebuah senyuman yang tidak mudah diartikan.
"Aku akan bayar berapa pun untuk mendapatkan yang satu ini." Wanita tadi mengangkat tangan, mengeluarkan benda persegi panjang lempeng yang tidak bisa dimiliki sembarang orang.
"Hoho, jelas kau dapat memilikinya." Lirikan mata orang itu mengarah pada kartu hitam. Seakan telah mendapatkan apa yang dia mau, senyumnya bertambah lebar. Wanita berpakaian dokter atau mungkin kita bisa menyebutnya seorang profesor itu menerima bayarannya.
"Baik, keluarkan W-03!" Perintah diberikan pada segerombol orang yang berpakaian sama dengannya. Dengan segera mereka membuka pintu besi penghubung antara ruang itu dengan ruang dimana W-03 berada.
Orang-orang itu membawa pria yang ditunjuk untuk keluar, cenderung terlihat seperti menyeret dengan paksa. Tidak ada perlawanan, namun terlihat jelas raut ketakutan muncul dari wajah datarnya.
"Hey..." Sang pembeli membungkukkan badan, memandangi wajah 'barang'-nya "..kau milikku mulai sekarang." Dengan jari telunjuk, ia angkat dagu pria itu hingga menghadap ke arahnya.
Pandangan dari wajah pucat itu terasa kosong, tak berarti. Hanya terlihat mata cantik yang kehilangan sinarnya.
Wanita itu mendekatkan wajahnya, memegang kepala, lalu membuat W-03 mendongak.
Tak ada reaksi.
"Apa yang membuatnya jadi sangat mahal?" ucapnya, lalu berdiri.
"Kuberi tahu kau terlebih dahulu, harga mahal bukan berarti segalanya. Kau bisa dapatkan kekuatan besar dan loyalitas, tapi ada saatnya nanti dia berada diluar kendali. Sempurna? Serum yang kami kembangkan jauh dari kata itu." Profesor Alice melipat tangan, lalu terdiam sejenak.
"Jika kau ingin mendapatkan kesempurnaan maka rawatlah dia dengan baik, maka ia akan sepenuhnya menjadi milikmu," lanjutnya sembari menepuk pundak pembeli.
"Baiklah." Senyuman wanita tadi kembali muncul.
🍁🍁🍁
"W-03, ah... Aneh sekali menyebutmu dengan nama itu," ucap Stacy sesaat setelah mereka masuk ke dalam mobil
"Namaku Stacy, dan kau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Frasa Semesta
FanfictionTidak peduli sesederhana apa pun sebuah peristiwa, semesta tetaplah menjadi saksi utamanya. Saat harapan digantungkan, ketulusan tergadaikan, atau justru kesedihan menjadi kemurnian hati menggapai kebahagiaan, empat musim yang bersisian selalu tepat...