By Yeorin96
/Hainan,China/Seorang pria berjalan keluar bandara dengan rasa lega, akhirnya ia bisa kembali ke negaranya setelah memilih bekerja di Korea selama 2 tahun.
“Akhirnya aku menghirup udara tanah kelahiranku lagi,” gumamnya seraya tersenyum.
Baru saja ia melangkah, sebuah kursi putih menarik perhatiannya. Bayang-bayang seorang wanita tiba-tiba memenuhi kepalanya. Zhu Mengdi, wanita cantik yang dulunya adalah kekasihnya saat kuliah. Mereka terpaksa putus karena Yanan memilih bekerja di Korea.
Yanan tersenyum pahit. “Apakah aku boleh menemuimu, Mengdi?” gumamnya pelan.
Ia masih ingat jalan-jalan yang selalu mereka lewati saat pulang kuliah dan berkencan. Mungkin ia harus mengumpulkan keberanian untuk menemui mantan kekasihnya itu.
Yanan berlalu, kemudian memasuki bus untuk menuju ke rumahnya. Ia memilih istirahat di rumah lamanya.
Namun sayang, sepertinya ia tidak diperkenankan untuk istirahat saat melihat rumah sederhananya yang penuh debu. Ia mulai membersihkan rumahnya sendirian. Ia memilih tidak memberitahu teman-temannya bahwa ia sudah kembali.
Sudah seminggu Yanan bermalas-malasan dan memilih menutup diri. Ia juga sedang mengumpulkan keberanian untuk menemui Mengdi meski rindu sudah tak bisa berkompromi.
“Ayolah, Yanan, kau ini laki-laki,” ucapnya kesal pada diri sendiri.
Yanan yang tadinya tidur di lantai bangkit tiba-tiba. Ia mencoba menenangkan dirinya dengan menarik nafas lalu menghembuskannya. Ia lalu mengambil kunci mobil yang tergantung di belakang pintu.
Selama di perjalanan ia terus saja merasa tidak tenang dan gemetar. Ia berharap semoga Mengdi mau menerimanya kembali karena Yanan masih begitu mencintai wanita itu.
Yanan menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Mengdi. Namun ia sama sekali tidak bergerak dari tempatnya hingga beberapa menit kemudian seorang wanita membuka pintu dan keluar dari rumah itu.
Mata Yanan berkaca-kaca memandang wanita yang tidak lain adalah Mengdi. “ Ternyata kau baik-baik saja dan juga tambah cantik,” gumam Yanan.
Yanan berpikir sebentar, ia tidak akan melewatkan kesempatan ini. Ia memberanikan diri untuk keluar dari mobilnya.
Dengan perlahan Yanan mendekati Mengdi, sedangkan wanita itu terdiam menatap Yanan.
“Mengdi... kau mengingatku?” tanya Yanan.
“Yanan,” sebut Mengdi.
“Sudah lama ya kita tidak bertemu,” ucap Yanan kikuk
“Haha sejak kapan kita berpisah. . . Ada ada saja,” balas Mengdi, membuat Yanan tersenyum tipis meski ia tidak terlalu mengerti maksud Mengdi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Frasa Semesta
FanfictionTidak peduli sesederhana apa pun sebuah peristiwa, semesta tetaplah menjadi saksi utamanya. Saat harapan digantungkan, ketulusan tergadaikan, atau justru kesedihan menjadi kemurnian hati menggapai kebahagiaan, empat musim yang bersisian selalu tepat...