Chap XV - Who is she?

1.1K 79 0
                                    

.
.

Hiks hiks..

Air mata elsa terus merembas membasahi wajah putihnya, mata hampir membengkak karena menangisi adegan sedih di dalam drama Doom at your service tersebut.

Dierk yang baru bangun pun sangat terkejut saat mendengar suara tangisan yang berasal dari dalam kamar Elsa.

" Elsaa ada apa?? Kau baik baik saja?? " panggil Dierk dari luar pria itu terus mengetuk pintu kamar Elsa namun hasilnya nihil karena elsa memakai handsfree.

" Elsa are u oke?? " Tanya Dierk lagi. Pria itu hampir putus asa saat tak mendapat jawaban dari Elsa. Hingga dengan cepat dierk pun berlari keruang kerjanya untuk mencari kunci cadangan.

" Elsa--" ucapan Dierk terhenti saat ia melihat istrinya yang tampak baik baik saja dengan mata yang masih terfokus kedalam layar tablet yang ia sandarkan di bantal

Sedang Elsa yang sama terkejut pun mulai beranjak dan segera melepas handsfrenya. Bak anak kecil Elsa langsung berdiri di depan Dierk dengan memasang puppy eyes. Jujur saja Elsa sangat takut Dierk akan marah karena ia malah bermalas malasan di dalam kamar, saat dierk menyuruhnya membangunkan.

" Kenapa kau menangis?? " Tanya Dierk dengan lembutnya, pria itu terlihat sangat cemas

" Aku-- " elsa pun terdiam saat ia bingung harus menjelaskan apa. Terlebih saat melihat keadaan dierk yang sepertinya masih sangat kantuk itu.

" Maaf kan aku' " cicit Elsa takut.

" Tidak, bukan itu maksudku! Aku hanya khawatir dengan mu, mengapa kau menangis? Apa ada masalah? " Balas Dierk menjelaskan maksudnya.

Elsa kembali terdiam saat mendengar ucapan Dierk yang mengatakan bahwa Dierk  mengkhawatirkan dirinya. dan untuk pertama kalinya elsa melihat ada seseorang yang mengkhawatirkannya tanpa amarah.

" Aku baik baik saja " terang Elsa merasa tak enak.

" Syukurlah kalau begitu, tapi jika ada masalah atau sesuatu katakan lah, aku akan membantumu sebisaku, oke? "  Jelas Dierk sebelum ia kembali kekamarnya

Setelah dierk keluar elsa pun segera mematikan laptopnya dan bergegas bersiap mengingat mereka akan mengunjungi kampus yang akan menjadi tempat Elsa melanjutkan study masternya.

Satu jam berlalu, elsa yang sudah siap sejak tadi kini memilih memainkan ponselnya sembari menunggu Dierk yang sejak tadi belum juga keluar dari kamarnya.

" Apa yang sebenarnya pria lakukan selama ini?? " Batin Elsa mulai bosan karena ternyata masih ada orang yang jauh lebih lama saat bersiap.

Sedangkan selama ini elsa malah jauh lebih sering mendapat omelan dari kedua kakanya karena kerap membuat mereka menunggu saat hendak bepergian.
Penantian elsa kini berakhir saat Dierk mulai membuka pintu kamarnya, dan kini penampilannya berhasil membuat elsa terperangah.
Bagaimana tidak, setelah menunggu dua jam, dan Dierk malah keluar hanya mengenakan kaos hitam polos dengan celana panjang senada.

" Ah kau sudah siap? " Tanya dierk tanpa dosa.

" Yaa--" balas Elsa masih dengan expresi tak percaya. Saat mendengar ucapan polos Dierk, entah mengapa pria itu malah bersikap seperti orang linglung.

" Kalau begitu mari kita pergi " ucap dierk mulai melangkahkan kakinya

" Untung saja kau tampan!! " Geram Elsa seraya meraih tasnya dengan kesal.

🍁🍁🍁

Suasana Boston university terlihat cukup lengang siang ini, terlebih saat ini sedang pandemi jadi banyak kelas yang di lakukan secara online. Hanya saja untuk masuk ke kampus ini kita harus mendaftar secara manual agar pihak kampus bisa mengenali langsung siapa murid yang akan belajar di universitasnya.

Doctor RomanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang