Chap XX - Dierk starting Like elsa

1K 72 1
                                    

Jangan lupa Vote komen dan save
Yaa manteman > • <


Malam ini Elsa dan Dierk terlihat sedang asyik makan malam bersama, ya setelah mendapat surprise yang sangat luar biasa dari Dierk, Elsa tak henti hentinya mengulum senyum. Ia sangat bahagia karena ternyata yang dierk maksud kemarin itu adalah dirinya

" Apa kau libur malam ini?? " Tanya elsa yang cukup heran karena Dierk ada di apartemen saat malam.

" Hmm, aku berganti sift mulai hari ini " jawab Dierk santai.

" Seriusly?? " Tanya Elsa yang hampir saja melompat keatas meja karena senang mendengar dierk akan pulang setiap malam

" Yaa-- tapi kenapa expresi--"

" Umm tidak, bukan itu maksudku, aku hanya merasa lega karena akhirnya ada seseorang di rumah saat malam " kilah Elsa yang tidak bisa menutupi expresi girangnya.

" Padahal aku belum mengatakan apa pun " gumam Dierk semakim merasa gemas mendengar ucapan Elsa yang tidak bisa berbohong.

" Habiskan makanan mu! Aku tidak ingin sampai di cap tidak bisa merawat mu, karena kau kurus " titah Dierk sembari menuangkan makanan kedalam piring Elsa.

" Tapi ini masih banyak " protes elsa

" Tidak apa! Sudah habiskan!! " Ucap dierk tak ingin di bantah.

Elsa pun kembali menyuapkan makanan kedalam mulutnya dengan lahap, untung saja tadi siang dia tidak memakan banyak makanan. Namun setelah teringat hal yang ia lakukan tadi siang kinu elsa mulai sadar bahwa ia belum mengatakan apa pun pada dierk tentang teman temannya juga hal apa yang ia lakukan hari ini. Meski dierk memang tidak bertanya tapi elsa merasa dierk tengah menunggunya bicara.

" Um Christ, aku -- maksudku, aku sudah memiliki teman di kelasku " ucap Elsa mulai bercerita.

" Waww thats good! Aku senang mendengarnya "

" Yaa, mereka juga sangat baik. Um aku ingin minta maaf, karena hari ini aku tidak meminta izinmu saat pergi tadi siang "

" Hmm, tidak apa apa! Lagi pula kau sudah besar. Kau bisa melakukan apa pun selagi itu adalah hal baik dan aku percaya bahwa kau bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk untuk mu "

" Um thanks Christ, yaa tentu saja, lagi pula aku hanya pergi ke perpustakaan untuk mencari buku teman ku juga perempuan dan hanya ada satu laki laki "

Gerakan Dierk terhenti saat ia mendengar kata laki laki, entah mengapa tiba tiba dierk menjadi kesal mengetahui Elsa pergi dengan laki laki, terlebih orang yang kuliah di boston univercity bukan lah orang orang biasa, mereka pasti orang kaya atau berpengaruh di kota ini. Meski dierk tidak yakin apa teman yang Elsa maksud adalah salah satu dari orang orang itu.

" Jadi, apa mereka orang boston? Atau imigran? "

" Mereka semua orang boston! Dan apa kau tau temanku yang bernama nickolas adalah seorang anggota kongres " cerita elsa dengan riangnya

" Baguslah kalau begitu, aku harap mereka akan menjadi teman yang baik untuk mu " akhirnya pembicaraan merekapun terhenti.

Dierk buru buru menyelesaikan makannya kemudian kembali ke kamar, tidak ada obrolan lain lagi setelah itu. Elsa juga tampak membisu karena bingung saat melihat perubahan sikap Dierk yang tiba tiba dingin.

" Christ?? " Panggil elsa ragu

" Hmm --" sahut pria itu dengan nada malas.

" Apa kau baik baik saja? "

" Yaa, im good " balas Dierk sembari memainkan ponselnya.

" Baiklah kalau begitu aku akan kembali ke kamarku " pamit Elsa kemudian naik kekamarnya.

" Tunggu --? " Cegah dierk membuat elsa menghentikan langkahnya.

Elsa seketika berbalik kearah Dierk yang kini terlihat sebal, pria itu swolah ingin mengatakan bahwa dirinya sedang kesal pada elsa dan ingin elsa membujuk dirinya.

" Um besok aku akan kembali ke denmark, ada sesuatu yang harus ku urus-- " ucap Dierk yang tiba tiba memberi tahu akan pergi ke denmark. Memang sebenarnya dierk kembali karena ada sesuatu yang harus ia urus, mengingat sang ayah yang memiliki sebuah rumah sakit dan sampai saat ini belum ada atau belum di tetapkan siapa yang akan mengurus jika sang ayah tiada.

Bukan apa apa Dokter Adam sudah berusia 70 tahun dan memiliki riwayat penyakit jantung. Dierk di minta pulang untuk membahas rumah sakit yang mereka miliki.

" Besok? " Tanya Elsa yang terkejut sekaligus sedih karena Dierk hanya memberi tahu tanpa mengajaknya.

" Ya, kau --" ucapan Dierk terhenti saat melihat expresi wajah sedih elsa, gadis itu benar benar tak bisa menutupi apa pun.

Bahkan saat sedih elsa akan cepat menurunkan wajahnya seraya memasang puppy eyes dan saat sedang senang ia akan sering tersenyum riang. Ya sikap elsa sangat kentara dalam menunjukan sesuatu, Dan hal itu membuat siapa pun dapat melihatnya.

" Ada apa ? " Tanya Dierk basa basi. Sebenarnya dierk tahu jika elsa pasti sedang sedih.

Dierk juga sengaja tak mengatakan kata ajakan karena pada awalnya Dierk ingin membalas Elsa yang sudah pergi tanpa izinnya, bersama seorang pria pula.

" Tidak ada --" sahut elsa terus menundukan wajahnya

" Apa kau takut aku tidak membawamu? " Bisik Dierk yang entah sejak kapan menaiki tangga dan berdiri di bawah elsa.

" Kau benar benar akan pergi? Sendirian? " Tanya nya pelan.

" Tentu --- tentu saja tidak, kata akan peegi bersama " senyum dierk yang tak kuat melihat wajah sedih Elsa.

Entahlah dierk yang pada awalnya tak memiliki perasaan dan minat apa pun pada Elsa, perlahan mulai luluh karena sikap dan ketulusan Elsa.
Lagi pula saat ini hanya Elsa keluarga yang ia miliki di kota ini. Dierk juga berfikir, jika ia tak memperlakukan Elsa seperti keluarga dan orang yang ia kasihi maka apa dan siapa lagi yang akan
Menerima perhatiannya.

Dierk juga sudah tidak muda lagi, mengingat pekerjaannya juga sangat padat, tidak ada waktu bagi Dierk untuk mencari pasangan sesuai keinginan hati atau penghiburan di luar. Dierk juga mulai berfikir mungkin ini adalah takdir dari tuhan untuknya, tanpa harus ia cari. Lagi pula untuk mendapatkan kebahagian hidup dan hati, terletak dari bagaimana kita memperlakukan dan menerima seseorang dalam hidup kita.

°°°°°

Doctor RomanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang