18 || Hurts so Good

120 17 59
                                    

Yuhuuu... aku update

Jangan lupa vote dan komen!

💕Happy Reading💕

💕Happy Reading💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"... dia pacar gue, Aland."

Kedua alis Aland menukik tajam, lalu mendengus pelan. "Ga usah mimpi!"

"Wow! Ga salah nih? Yang mimpi gue atau lo? Ya, terserah sih mau percaya atau nggak, karena itu nggak akan mengubah fakta bahwa sebenarnya Karamel adalah pacar gue."

Aland menatap Karamel, menuntut penjelasan dari gadis itu, berharap Karamel membantah apa yang diucapkan Bara hanyalah omong kosong belaka. Namun nyatanya, dugaannya salah.

"Iya, Kak. Aku ... pacarnya Kak Bara."

Pengakuan itu mampu membuat dada Aland sakit layaknya dihantam batu besar. Ia terkekeh paksa. "Ga usah bohong deh, Ra. Gue tau lo setakut dan sebenci apa sama Bara. Lo pasti dipaksakan sama dia?!"

Karamel menggeleng pelan, berusaha menahan air matanya. "Enggak," ucapnya serak. "Dari awal ... jauh sebelum kita ketemu, aku udah jadi pacar dia," lanjutnya pelan.

Aland menggeleng tak percaya, lalu menatap Bara yang tersenyum penuh kemenangan.

"Dengerkan? Karamel sendiri loh yang bilang. Dia udah jadi pacar gue, jauh sebelum lo kenal dia! Jadi apa pantas, lo mencintai seseorang yang udah jadi milik orang lain?"

Tangan Aland mengepal kuat, rahangnya masih mengetat. "Bilang kalo ini semua bohong, Ra!" ucapnya keras.

Karamel menunduk. "Maaf, tapi ini semua benar."

Aland benar-benar tak percaya. Jadi selama ini ... Karamel membohonginya?

"Jadi selama ini lo bohongi gue?" lirih Aland pelan. Tatapan berubah sendu.

"Lo bohong tentang perasaan lo. Dan janji itu ...." Aland tak melanjutkan ucapannya. Dadanya terlalu sakit. "Lupain janji itu," lanjutnya pelan.

"Maaf, maaf. Aku nggak bermaksud."

Aland tersenyum kecut. "Harusnya gue sadar dan harusnya lo juga bilang yang sejujurnya. Enggak seharusnya gue pertahanin lo."

"Gue nggak mungkin bisa pertahanin lo lagi, apalagi sampai perjuangin." Aland mendongak menatap langit biru, dadanya terlalu sesak karena fakta ini. Setelah menghirup napas dalam-dalam, Aland kembali menatap Karamel. "Gue lepasin. Lo bisa pergi dari hidup gue."

Air Karamel terjun bebas membasahi pipinya. "Kak ...."

Aland tersenyum tipis. "Udah ada Bara yang bakal perjuangin dan jagain lo. Dan lagi ... gue nggak mungkin merebut apa yang udah jadi milik orang lain."

KarameLand ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang