|| P R O L O G ||

840 48 162
                                    

Jangan lupa vote dan komen!

Typo tandain aja!

💕Happy Reading 💕

💕Happy Reading 💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••


"MALINGGG!!! MALINGGG!!! TOLONG!! MALINGGG!!!"

Karamel, gadis manis berpipi tembam dan berambut coklat sepunggung itu menoleh saat seorang wanita paruh baya berteriak dengan susah payahnya.

Mata Karamel menyipit saat melihat pencuri itu berlari ke arahnya. Dengan cepat Karamel menghadang jalan dengan salah satu kakinya, membuat pencuri yang berlari itu terjatuh.

Syukurin lo! batin Karamel lalu dengan cepat merebut tas yang dicuri lelaki itu.

"Maap ye, Bang. Kalo nyari duit itu yang halal, jangan nyuri kek gini," kata Karamel lalu meninggalkan pencuri itu dan berjalan ke arah ibu si pemilik tas.

"Ini, Bu. Lain kali hati-hati, ya?" pesan Karamel tersenyum sambil memberikan tas pada si Ibu.

"Iya, Nak. Makasih banyak, ya," ucap si Ibu sambil tersenyum dan memeriksa tasnya.

"Gimana, Bu? Ada yang hilang?" tanya Karamel.

Si Ibu menggeleng. "Alhamdulillah nggak ada, terima kasih banyak, ya. Ini sebagai imbalan atas kebaikan kamu," ucapnya sambil memberikan tiga lembar uang kertas berwarna merah.

Karamel menggeleng sambil menolak uang pemberian si Ibu. "Enggak usah, Bu. Saya ikhlas."

"Tapi-"

"Saya permisi, Bu," potong Karamel sambil menunduk hormat, lalu berjalan meninggalkan si Ibu.

"Jarang banget ada anak jaman sekarang kayak gitu, anak saya aja dikasih uang begini langsung cepet tangannya," gumam si Ibu sambil memandang punggung Karamel yang mulai menjauh.

Sementara itu, Karamel berjalan menuju restoran siap saji untuk melakukan pekerjaannya sebagai pencuci piring. Ya, tidak hanya pencuci piring, kadang juga menjadi pelayan atau kasir.

"Dari mana aja kamu?!"

Karamel menelan salivanya kasar saat melihat atasannya berdiri di ambang pintu belakang restoran sambil berkacak pinggang dengan wajah garangnya.

"M-maaf, Bu, tadi ada yang ke-"

"Jangan banyak alasan! Kerjain sekarang kerjaan kamu! Piring kotor numpuk nggak ada yang cuci! Niat kerja apa nggak sih?!" cerocos atasan Karamel.

"M-maaf, s-saya kerjain sekarang," ucap Karamel terbata karena tatapan tajam atasannya.

Karamel segera mengganti bajunya dengan seragam kerja, tak lupa juga ia mengenakan celemek dan mulai bekerja.

KarameLand ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang