04 || Distro dan Kafe

214 32 92
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca!

Spam komen ya😍

Typo tandain aja

💕Happy Reading 💕

💕Happy Reading 💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••


Sudah 3 hari Aland menjalankan masa skorsing-nya, namun ia tak hanya berdiam diri di rumah melainkan menghabiskan waktu untuk mengurus distro yang dibangunnya. Ah, atau mungkin distro yang dibangun Papanya untuk dirinya lebih tepatnya.

Ya, Aland memiliki distro yang dibangun Papanya sebagai hadiah saat ulang tahunnya yang ke-17 tahun. Tepatnya tahun lalu ia mendapatkan distro itu. Menurutnya itu sangat berlebihan, tapi terima sajalah.

Drrtt!! Drrtt!!

Aland merogoh saku celananya dan melihat siapa yang menelepon.

Penganggu is calling...

Dengan malas Aland mengangkat panggilan itu. "Apa?"

"ALANNDDD!! GUE KESEPIAN ANJRIT!!"

Aland langsung menjauhkan ponselnya dari telinganya. "Vito," geramnya pelan lalu kembali mendekatkan ponselnya ke telinga.

"Enggak usah teriak bisa?" tanya Aland dingin.

Terdengar kekehan di seberang telepon. "Hehehe, ya, maappp. Demi alek gue beneran kesepian! Mau bolos aja rasanya."

Aland menatap jam dinding di ruangannya. "Jangan aneh-aneh deh."

"Aneh-aneh gimana? Gue beneran bosen ini!! Lo di mana?"

"Distro."

"Otw!"

"Lo bolos, gue aduin bokap lo," ancam Aland.

Vito berdecak, "Ck! Ah cepu lo, Al!"

Aland tersenyum miring. "Yaudah, terserah lo."

"Ehh iya, iya!! Gue gak bolos! Pulsek nongki kafe biasa, kuy!"

"Malem aja."

"Kenapa nggak habis pulsek aja?" tanya Vito sewot.

"Gue masih kerja jam segitu."

"Ohhh okok. Ajakin yang lain kagak?"

"Terserah."

"Okok, semangat Pak bosss!"

"Hm."

Tutt! Tutt!

KarameLand ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang