05 || Aneh

211 30 119
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca!

Spam komen ya😍

Typo tandain aja ya!

💕Happy Reading💕

💕Happy Reading💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••


Aland sampai di rumah Karamel. Ini adalah kali keduanya mengantarkan gadis itu pulang setelah insiden pembullyan yang dilakukan Violet and the gang.

Aland menatap wajah Karamel dari kaca spionnya. Gadis itu masih terlelap. Perlahan Aland membangun Karamel, membuat Karamel terusik dari tidurnya.

"Eh? Udah nyampe?" tanya Karamel dengan suara khas orang bangun tidur.

Aland mengangguk, lalu Karamel pun turun dari motor Aland. Karamel melepas jaket yang dipakainya dan mengembalikannya pada Aland.

"Makasih, Kak. Maaf juga ketiduran, hehe," ucap Karamel menyengir diakhir ucapannya.

Aland mengangguk tanpa menatap Karamel sambil memakai jaketnya. "Masuk sana."

"Makasih sekali lagi dan maaf ngerepotin."

"Hmm." Lalu Karamel segera masuk ke dalam rumahnya. Setelah Karamel masuk, barulah Aland melajukan motornya pergi.

Di dalam rumahnya, Karamel mengintip melalui gorden, memastikan bahwa Aland benar-benar sudah pulang. Kemudian Karamel berloncat-loncat sambil tersenyum-senyum tak jelas.

"Demi apa tadi dibonceng mas crush?!"

Karamel langsung menutup mulutnya, mungkin saja ayahnya sudah tidur dan akan terbangun mendengar teriakannya.

Karamel langsung berlari ke kamarnya dan tak lupa menguncinya. Karamel bersandar di balik pintu sambil tersenyum-senyum malu.

"Ihhh!! Kok baper sih?! Huaaaa ... ihhhh! Mleyot mental yupi." Karamel sampai terduduk di lantai karena sanking tak kuatnya menahan beban tubuhnya sendiri.

Karamel memegangi jantungnya. "Kena serangan jantung gue."

"Gilak sih, udah pake jaket dia, dibonceng pula. Baper ga tuh? Baper lah masa nggak? Aishhh! Pakek ketiduran segala lagi tadi, gue nggak ngiler, kan, ya?" Karamel meraba-raba sekitar mulut sampai ke dagunya.

"Alhamdulillah, nggak. Kalo ampe ngiler, anjir malu, lah. Ketahuan ngiler di depan do'i mending mo ngilang aja, lah."

Setelah jantungnya berdetak normal lagi, Karamel berdiri dan menghirup napas dalam-dalam. "Iya, samperin Ayah dulu," gumamnya pelan, lalu memutar kunci kamarnya dan membuka pintunya.

Karamel berjalan menuju kamar Ayahnya yang kebetulan di samping kamarnya. Karamel langsung masuk saja karena kamar itu tak ada pintunya.

Dilihatnya Ayahnya tertidur dengan lelap. Karamel tersenyum tipis lalu mengambil satu tangan Ayahnya. "Ayah yang kuat, ya? Kara janji bakal bawa Ayah berobat sampai Ayah sembuh. Tapi untuk sekarang ... Kara harus kerja keras dulu ngumpulin duitnya. Ayah jangan pernah tinggalin Kara, ya?" lirih Karamel menahan air mata.

KarameLand ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang