13 || Garam di Atas Luka

154 25 71
                                    

Nunggu 200 vote berasa seabad:)
Susah bgt kyaknya

Yasudahlah

Budayakan vote dan komen!

Jangan jadi siders please:(

Typo tandain aja ya🙏

💕Happy Reading💕

💕Happy Reading💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Pagi harinya Karamel akan berangkat sekolah. Matanya bengkak karena semalaman menangis. Dan saat membuka pintu rumah, ia dikejutkan dengan kehadiran Aland di depan rumahnya. Cowok itu duduk di atas motor sport silvernya.

"Nga-ngapain pagi-pagi di sini?" tanya Karamel menghampiri.

"Jemput lo, lah. Apalagi?" Aland memberikan helm berwarna senada dengan helmnya pada Karamel. "Bareng gue."

Karamel menggeleng pelan. "Enggak usah, aku bisa naik bis atau angkot."

"Ambil." Suara Aland yang terdengar dingin membuat Karamel gugup dan mau tak mau mengambil helm itu dan memakainya.

Sudut bibir Aland terangkat, lalu menarik Karamel untuk mendekat padanya. Karamel terkejut saat Aland menariknya, membuat jarak keduanya begitu dekat terutama di bagian wajah.

"K-Kak?"

Ctek!

Aland tersenyum. "Lain kali dipake yang bener," ucap Aland setelah memasang pengaman di helm Karamel.

Jantung Karamel berdebar kencang. Untung penyakit jantungnya sudah tak ada, jika tidak? Karamel tidak tahu jantungnya akan berdebar karena penyakit atau karena Aland.

"I-iya, kelupaan hehe ... makasih."

Aland melepas jaketnya dan memberikannya pada Karamel. "Buat nutupin paha lo."

Pipi Karamel memanas, lalu perlahan menerima jaket Aland. "I-iya."

"Buruan naik." Karamel menurut dan naik ke atas motor Aland. Setelah Karamel menutupi pahanya dengan jaket Aland, Aland melajukan motornya menuju sekolah.

Sepanjang jalan, jantung Karamel berdebar keras, terutama saat aroma maskulin menguar dari tubuh Aland. Aroma maskulin yang memabukkan sekaligus menenangkan. Rasanya Karamel ingin sekali memeluk Aland.

Karamel mengigit bibir bawahnya, menahan senyumannya. Saat menyadari mereka akan segera tiba di sekolah, Karamel memajukan wajahnya. "Berhenti di halte aja, ya, Kak!" pinta Karamel setengah berteriak.

"Kenapa di sana?!" balas Aland setengah berteriak juga.

"Fans Kakak banyak! Aku ga mau dibully lagi!"

KarameLand ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang