11 || Jantung Baru

216 26 69
                                    

Maaf lama baru update

Btw, KL ganti cover nih hehe.. semoga sukaa

Jangan lupa vote dan komen!

Typo tandain aja ya

💕Happy Reading💕

💕Happy Reading💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Jadi Karamel sakit apa, Al?" tanya Vito saat Aland sudah kembali.

"Jantung bawaan dari lahir." Vito terkejut mendengarnya.

"Dan karena kecelakaan itu jantungnya semakin memburuk. Kita harus temuin donor jantung buat dia secepatnya," lanjut Aland.

Vito masih diam karena terkejut. Aland menatap Vito. "Lo udah masuk?" tanyanya.

Vito menggeleng. "Lo duluan."

Aland pun menatap pintu ruang ICU lalu kembali menatap Vito. "Oke, gue masuk duluan."

Vito mengangguk. Aland pun masuk ke dalam ruang ICU untuk melihat Karamel. Saat masuk, Aland terpaku melihat sekujur tubuh Karamel dipenuhi dengan alat-alat.

Perlahan, Aland berjalan mendekati Karamel. Tatapannya terus tertuju pada Karamel.

"Maaf," gumam Aland pelan. "Maaf karena gagal jagain lo."

"Maaf, Ra. Maaf," lirih Aland pelan. Dadanya terasa sesak melihat gadis yang dicintainya kini terbaring lemah tak sadarkan diri seperti ini.

"Andai waktu itu gue ikutin saran Vito untuk nyusul lo sama Bara, ini pasti ga akan terjadi. Maaf, Ra. Gue ga bisa jagain lo."

Aland menunduk, menahan air matanya. Siapa yang tak sedih melihat orang kau cintai diambang maut seperti ini? Dan untuk pertama kalinya Aland menangis karena cinta. Ya, cinta pada seorang perempuan selain Mama dan adik perempuannya.

Aland menghapus air matanya lalu mencium kening Karamel dengan hati-hati. "Entra en razón," bisiknya pelan. "Te prometo que te cuidaré mejor," sambungnya berbisik.

Aland menegakkan tubuhnya lalu berjalan keluar dari ruang ICU. Dan saat di luar, ternyata ada Mama dan Papanya juga.

"Gimana keadaan Karamel?" tanya Cherry dengan mata berkaca-kaca.

"Koma," jawab Aland singkat.

Cherry menangis dan masuk ke dalam ruang ICU untuk melihat keadaan Karamel secara langsung. Berbeda dengan Cherry yang sudah masuk, Galen masih diam di tempatnya.

"Ada yang mau Papa omongin. Urgent!" ucap Galen lalu berjalan menjauh.

Aland menatap Vito yang juga tengah menatapnya. Vito menganggukkan kepalanya sebagai isyarat agar Aland mengikuti Papanya. Aland mengangguk paham lalu menyusul Papanya.

KarameLand ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang