Semakin malam keadaan semakin canggung saja. Dua laki laki yang setelah bertengkar tadi duduk saling berjauhan mengeluarkan aura permusuhan. Jennie dan Naya yang duduk di sofa tengah merasa tidak nyaman.
"Jen gimana nih?" bisik Naya pelan merasa tidak nyaman.
"Mana gue tau."
Naya berdehem cukup keras membuat semua atensi mengarah kepadanya. Ia menjadi sedikit salah tingkah karena tiga manusia yang kini menatapnya.
"Gue bakalan tidur sama Jen dan kalian berdua terserah mau tidur dimana. Masih ada satu kamar kosong disamping." ucap Naya.
"Ngga bisa. Aku mau tidur sama Jen." protes Alva tak terima.
Semalam memang Alva tidur di sofa kamar Jennie karena Alva terus memaksa ingin satu ruangan dengan Jennie.
"Modus lo." Alva melotot menatap Derrel yang manegatainya.
"Maodus apa?" tanya Alva bingung, tapi ia tau itu bukan kata yang baik.
Sebelum Derrel menjawab suara Jennie mendahuluinya, "Alva tidur diluar. Aku mau tidur sama Naya. Ngga ada bantahan."
Ekspresi wajah Alva menjadi sendu seperti hendak menangis. Wajahnya ia tundukan menatap karpet berbulu sesekali tangannya mencabuti bulunya. "Iya, Al tidur diluar." ucapnya pasrah.
"Jen, dia ngga apa apa gitu? kasian banget, ngga tega liatnya." bisik Naya begitu pelan.
Jennie menggeleng, "Nggak apa apa, ayo tidur." Naya mengangguk mengiyakan.
"Selamat malam, selamat tidur." ucap Naya berdiri meninggalkan ruang tengah.
"Jangan macem macem ya, Rel." Peringat Naya pada Derrel yang masih bersandar di sofa.
"Iya Nay iya." tanpa menoleh ke Naya sedikitpun.
Jennie berdiri dari duduknya dan mengikuti Naya dari belakang. Ia berhenti dan mengelus rambut Alva, "Tidur yang nyenyak." kemudian berlalu meninggalkan ruang tengah.
Mata Alva mengerjap perlahan dengan sangat imutnya. Ia kemudian memegang kepalanya yang dielus Jennie.
"Gila lo?" ledek Derrel.
Alva tidak perduli dan malah merebahkan dirinya di karpet.
"Gue ngga mau sekamar sama lo, jadi lo tidur aja disini." Derrel langsung berlari kelantai dua untuk tidur.
Sedangkan Alva masih memegang rambutnya dan mengusapnya perlahan seperti yang dilakukan Jennie tadi. Ia kemudian tertawa dan mengusapnya kembali.
"Al cinta Jen banget."
—
Pukul 02.34 dini hari Jennie terbangun karena merasa tenggorokannya kering dan butuh minum. Jadilah Jennie harus turun ke dapur karena ia lupa untuk membawa air minum keatas.
Sampai di dapur Jennie langsung menuangkan air kedalam gelasnya hingga penuh. Langsung ia tegak habis untuk menyegarkan kembali tenggorokannya. Setelah selesai minum Jennie memutuskan untuk kembali keatas dan melanjutkan tidurnya.
Tapi dia menyadari sesuatu, ada orang yang tidur di sofa ruang tengah. Jennie berjalan untuk mengecek siapa yang tidur diruang tengah. Ia menghembuskan nafas melihat Alva yang tidur tanpa selimut padahal udara sedang dingin.
Jennie mengambil selimut dikamar kemudian kembali untuk diberikan pada Alva. Ia membentangkan selimut hingga menutupi tubuh Alva agar kedinginan. Ia berjongkok menatap wajah Alva.

KAMU SEDANG MEMBACA
but it's you
FanficCastil tua ditengah hutan yang ditemukan Jennie membuat segalanya berubah. Berawal dari liburan yang ia rencanakan secara mendadak tapi berakhir sangat menyebalkan. Entah dari mana datangnya laki laki tampan yang terus menempelinya bahkan pergi ke k...