:6: Alvaska, pacarnya Jen

848 178 3
                                    


Jennie membuka kardus berisi pakaian yang ia beli melalui toko online dengan pengiriman kilat. Ia menatap baju baju yang telah ia beli kemarin. Ia melirik Alva yang duduk di sofa dengan tatapan bingung.

"Kemarilah." pinta Jennie membuat Alva mendekati Jennie.

Alva duduk di karpet dengan kesusahan agar asetnya tidak lecet karena celana ini terlalu sempit. Ia sedikit tidak nyaman karena celananya terlihat menggembung. Ia lalu mengambil bantal sofa untuk menutupinya.

Jennie memberika beberapa baju untuk dicoba Alva. Tak lupa dengan celana dalam laki laki itu. Wajahnya merah padam memberika kardus celana dalam pada Alva.

Segera Alva mandi untuk mencoba pakaian baru yang diberikan Jennie. Sedangkan Jennie membalas pesan Naya yang mangetakan akan datang besok atau tidak nanti malam. Jennie hanya ber-oh ria kemudia mambuat pancake didapur.

Beberapa menit kemudian Alva datang dengan keadaan segar dengan rambut basahnya. Bertepatan itu pula Jennie membawa sepiring pancake ke ruang tengah.

Jennie mentapa kagum pada Alva yang terlihat berkali kali lebih tampan. Apalagi pakaian baru yang ia beli untuk laki laki itu terlihat sangat cocok di tubuhnya yang sangat proporsional layaknya model.

Alva tersenyum melihat Jennie yang sedang duduk menikmati pancakenya. "Bagaimana Jen, apa terlihat cocok?"

Jennie mengangguk, "Cocok."

"Ganti baju, aku ingin melihatmu dengan baju lain."

Alva langsung mengangguk semangat, ia kembali kekamar dan menggaanti baju.

Beberapa menit kemudia dia datang dengan kemeja hitam dan celana hitam. Lengan bajunya sengaja Alva gulung karena ia tak bisa mengancing bagian lengan. Dua kancing atasnya juga ia biarkan terbuka karena buru buru tak ingin Jennie menunggu lama.

Jennie rasanya akan mimisan menatap makhluk didepannya ini. Apa ia salah membeli baju untuk Alva. Ia pikir karena warna hitam akan cocok untuk siapa saja. Benar saja, sangat cocok dan MENGGODA. Sial.

Jennie melambaikan tangannya, "Coba yang lain lagi."

Alva langsung mengangguk dan pergi.

Seketika Jennie ambruk di sofa memegang dadanya. Mleyot rasanya.

"Kok ganteng banget." gumamnya masih tidak percaya.

Dengan cepat Jennie duduk seperti semula mendengar langkah kaki dari tangga. Alva muncul dengan kaos coklat polos dan juga celana pendek hitam.

"Bagaimana?" tanya Alva sembari menyisir rambutnya kebelakang.

Jennie mengngguk memberika jempol pada Alva dan menyuruhnya berganti pakaian lagi. Alva menurut saja kemudian langsung pergi.

"Dia ganteng pake baju apa aja." Jennie menutupi wajahnya yang memerah.

Barusan itu Alva terlihat sangat manly. Sangat menggoda jiwa raganya untuk menyentuh otot otot dibadan Alva.

Alva datang lagi dengan kaos putih dan celana hitam. Kembali lagi untuk mengganti bajunya dengan setelan jas formal yang berkali kali lipat lebih tampan. Jennie hampir tidak kuat melihat Alva yang berjalan kearahnya lengkap dengan sepatu kulit hitam mengkilat.

Terakhir Alva datang dengan hoodie abu abu dan celana training abu abu juga. Ia mendudukan diri disamping Jennie yang hanya menatapnya. Tanpa ragu dia memeluk tubuh Jennie.

Seketika tubuh Jennie menegang mendapatkan pelukan mendadak dari Alva. Bahkan dengan berani Alva menaruh wajanya diceruk leher Jennie yang membuat siempu merinding.

but it's youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang