Chapter 15

163 30 5
                                    

Kurama hanya berlutut dan tak mampu menjawab pertanyaan dari sang pencipta. Kami-sama hanya bisa tersenyum kepada Kurama yang kelihatan sangat tunduk padanya.

"Kesempatan kedua ya?" gumam Kami-sama yang sedang menopang dagu bertumpu pada meja bundar dengan teh hijau diatas meja.

"Ssrph.. Kitsune apa kau sangat menyayangi manusia?" tanya Kami-sama, setelah menyeruput teh yang masih mengepulkan asap hangat.

"Iya, Kami-sama" jawab Kurama.

"Minumlah dulu.. Kita berbincang sejenak" ujar Kami-sama.

Kurama hanya diam tanpa berkata, menyeruput teh hijau yang hanya dia lakukan sekarang.

"Dewa kematian, kau sampai menyamar seperti itu wahai Kitsune siluman pengetahuan yang bijak" gumam Kami-sama.

Telinga yang terlihat seperti telinga rubah dan ekor berjumlah sembilan yang terlihat sangat halus. Kurama adalah siluman rubah ber'ekor sembilan yang maha tahu tentang apapun didunia ini ada yang bilang dia adalah simbol kebijaksanaan.

"Kenapa kau menghidupkan umat yang seharusnya telah meninggalkankan dunia? Aku mengawasimu dan dia selama ini."

"Maaf jika saya lancang. Namun semua orang pasti ada kesempatan kedua untuk hidup" ujar Kurama.

Tempat itu berwarna putih bersih hanya ada dua orang menikmati teh didekat meja bundar itu.

Kami-sama hanya tertegun mendengarkan semua penjelasan Kurama.

"Tapi dia tidak akan berumur panjang bukan?" tanya Kami-sama yang diakhiri senyuman hangat.

"Hanya sekitar 2 tahun, Kami-sama." balas Kurama.

"Ini semua takdir untuknya. Manusia memanglah diciptakan secara sempurna dari perasaan dan cara pikirnya namun karena kesempurnaan itu juga menjadi sebuah kekurangan." gumam Kami-sama.

"Kami-sama, yang murah hati nan bijak sana. Apa hamba bisa meminta sedikit keajaiban untuknya?" tanya Kurama.

Kami-sama hanya menatap lembut dengan iringan senyum.

"Kau ingin dia berumur lebih panjang seperti yang lain?"

"Iya, Kami-sama. Maaf jika hamba yang hina ini meminta permintaan yang sangat egois".

Kami-sama hanya menyeruput teh lalu meletakan teh itu diatas meja. Kurama terlihat sangat senang saat Kami-sama hanya tersenyum.

"Te-terima kasih, Kami-sama" ucap Kurama.

"Walaupun dia berumur panjang hingga 70 tahun. Namun takdir tetap berlaku untuknya. Dosa dan pahala saling menyeliputi manusia." gumam Kami-sama dan seketika itu juga Kurama tersadar dari tidur lelapnya di sofa berwarna merah di apartemennya dan Naruto.

"Kurama-sama, kau sudah bangun?" tanya Naruto yang kini sedang menikmati ramen didekat Kurama yang sudah duduk.

"Naru-chan, apa kau tidak bosan makan ramen?"

"Ini makanan kesukaanku bagaimana aku bisa bosan?" tanya polos Naruto.

"Benar juga tapi sayangnya, gara-gara ramen itu oppaimu tidak berkembang tech mengecewakan" gumam Kurama.

Naruto Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang