Chapter 23

136 27 1
                                    

'Katanya jika aku memiliki anak, aku akan mati? Terus bagaimana hubunganku nanti dimasa depan dengan Gaara-kun? Ah, tapi kalau sudah takdir aku harus menerimanya kan?'

Naruto merenungi semuanya namun ia masih bisa tersenyum manis. Dia dikenal sebagai wanita yang baik karena kebaikannya itulah banyak yang menyukainya.

"Naru-chan!"

Suara yang nyaring dari pria berambut merah bata kini sedang memanggil Naruto.

"Akhirnya dia datang."

"Maaf aku terlambat ya."

"Iya, tidak apa-apa. Kau membuat wanita secantik ini menunggu lama huuh!"

'Tidak kusangka aku akan kencan sebagai wanita.'

"Naru-chan, hari ini kau cantik sekali."

"Ah, yang bener?" sahut Naruto.

Kurama melihat kedekatan Naruto dan Gaara dari layar smartphone, ia menghela nafas berat karena harus melihat itu semua dengan jelas.

'Akhirnya perasaan cemburu ini muncul.'

Selain Kurama. Kami-Sama melihat juga sambil berpikir untuk takdir Naruto selanjutnya karena kesempatan kedua Naruto itu berdampak juga terhadap keseimbangan dunia. Sangkuasa bebas menentukan takdir manusia, dan merubah yang awalnya sebagai keputusannya. Manusia hanya bisa menerima semua dengan senyuman saja.

"Kami-sama apa anda ingin merubah takdir Naru-chan?"

"Iya ini sudah aku pikirkan dan tidak akan ragu untuk menyelesaikan semua ini. Dia sebenarnya juga sudah tertulis telah tiada."

"Maaf Kami-sama, bukannya saya tidak setuju tapi Naru-chan tidak harus mendapatkan takdir seperti itu."

"Aku tau ini sedikit kejam dan tidak adil tapi ini lebih baik daripada dia harus pergi setelah memiliki seorang anak, itu akan sangat menyakiti hatinya."

Kurama menghela nafas karena tidak terima dengan keputusan itu namun yang dia ajak bicara adalah penguasa dari alam semesta sekaligus sang pencipta.

"Manusia ada juga yang menerima takdir yang kelam namun dia mendapat sesuatu yang istimewah pada akhirnya. Dia orang yang baik kupastikan ia dapat semua itu."

.

Dia telah kembali ke Konoha lagi. Sasuke Uchiha yang merelakan Naruto berada disisi Gaara. Sasuke awalnya bisa menerima semua dengan lapang dada. Namun semakin lama ia merelakan semakin ingin dia untuk memilikinya untuk selamannya.

Didalam mobil jenis BMW hitam, ia melihat sepasang kekasih begitu mesra dengan perdebatan kecil. Dia tersenyum tipis sambil membantin 'kau banyak berubah selama aku pergi.'

Obito yang dikenal sebagai Tobi, ia membuka topengnya dan melihat kearah cermin. Dia tersenyum karena memutuskan ingin kembali seperti dulu untuk membuang masalalunya. Naruto tanpa disadari telah banyak merubahnya dan kini semua telah memikirkan masadepan yang masih dalam bayangan mimpi.

Hari dimana semua menjadi dewasa dan memilih pekerjaan selayaknya untuk mereka. Madara hanya tersenyum melihat perubahan itu, ia sangat memuji Naruto bisa merubah seseorang yang sudah tertelan kepahitan masalalu dengan luka cinta.

Sai Shimura pria yang memiliki paras tampan ini. Dia sudah tahu tidak akan pernah bisa mendapatkan yang ia inginkan namun masih ingin tetap berusaha karena keyakinannya tetap yaitu apapun bisa diraih dengan namanya usaha. Cinta pergi masih bisa untuk dikejar selama masih ia rasakan seseorang yang melangkah pergi masih bisa ditarik untuk kembali dengan cara apapun. Cinta yang egois sangatlah buruk tapi lebih buruk lagi jika menyerah begitu mudah pikir Sai Shimura.

Langit yang biru sebagian tertutup awan mendung, rintik gerimis air hujan yang turun membuat irama melody khasnya. Naruto melihat hujan turun dari balik jendela kaca kafe. Dia merasa perasaan yang tidak nyaman namun ia buang jauh perasaannya.

"Naru-chan kenapa?"

"Hah? Tidak apa. Aku hanya berpikir tentang sesuatu."

"Sesuatu?"

"Iya, sesuatu yang tidak terbayangkan. Dulu aku tidak pernah berpikir tentang diriku sekarang."

"Mmm.., kau tumben bersikap aneh dan mengeluh."

"Aku tidak mengeluh itu namannya berpikir."

"Oh ya?" ucap Gaara lalu ia tersenyum.

"Ehem! Maaf saya menganggu."

Yahiko pelayan di kafe meletakan pesanan, Yahiko memang tidak senang dengan yang ia lihat namun ketika Naruto tersenyum kepada Gaara, Yahiko turut senang dibalik cemburunya.

Gaara dan Naruto mereka adalah rival dimasa lalu yang kini sebagai pasangan yang mesra saat Naruto kembali sebagai 'Naruko Namikaze' wanita yang dulunya urakan menjadi feminim saat ini.

Naruto menerima semuanya dengan senang hati jika harus jatuh cinta dengan yang dihadapannya. Akhirnya dia luluh dengan usaha Gaara sampai saat ini namun tanpa Naruto sadari ada 4 orang yang mencintainya kini masih berharap agar cinta mereka terbalas. Sasuke, Kurama, Sai, Tobi/Obito. Ke-4 pria itu masih ingin memiliki seseorang yang sudah dimiliki.

"Naru-chan, apa kau sudah mengambil keputusan itu?"

"I-itu aku masih memikirkannya."

"Lamannya..."

"Ish, jangan cemberut begitu semua butuh proses bodoh."

'Aku berdebar karenanya.'

Acara kencan berjalan lancar. Kafe, bioskop, game shop. Semua menjadi kesenangan tersendiri. Naruto mulai berharap semuanya akan tetap begitu bahkan lebih baik lagi, diakhir kencan mereka Naruto meminta agar menuju sekolah lama mereka dengan izin penjaga sekolah mereka berdua bisa diatap sekolah yang banyak begitu perubahan, bangku banyak ditiap sisi.

"Aduh, aku lupa kalau lantai dan bangku basah."

"Sudah kubilangkan basah. Naru-chan kau terlalu keras kepala."

"Terserahku ini sifatku kau juga sudah taukan?"

Naruto menuju pagar terali besi, dia melihat pemandangan perumahan yang indah saat menjelang malam. Gaara hanya tersenyum melihat wajah seseorang yang ia cinta sejak lama.

"Aku rindu masa ketika SMA."

"Aku kadang begitu juga" balas Gaara.

Mereka saling memandang dengan jarak yang semakin dekat. Ungkapan cinta yang terucap dari ciuman itu menyandarkan Naruto bahwa ia bener-benar jatuh cinta dan menerima semua takdirnya sekarang untuk selamannya. Dia tidak merasa menyesal jika nanti akan pergi meninggalkan seseorang yang ia cinta setelah memberi semua cintanya tanpa ragu seperti dulu. Jika ada kesempatan ke-2 ia ingin bersama dengan Gaara selamanya dan pergi bersama dengan bahagia.

"Aku mencintamu."

Gaara hanya tersenyum dan memeluk. Dia senang karena kali ini Naruto yang lebih dulu mengatakannya. Naruto berbisik 'aku menerimamu, aku menerima jika takdir menuliskan aku menjadi pasangan hidupmu selamannya Gaara-kun.'

Gaara sangat senang sampai Naruto tertawa geli dengan kesenangan Gaara.

'Aku sangat mencintainya..'

Naruto Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang