Chapter 3

714 60 2
                                    

Apartemen Naruto

"Ooh.. Uuh.. Ssshh.. Aahh.."

Seorang pria bersurai merah yang terlihat atletis itu mendesah aneh, membuat Naruto semakin geram.

"Hentikan tingkah bodohmu itu!"

"Teruuss Naru-chan ini sungguh nikmat"

Naruto memijat pundak pria itu dengan kasar sambil sesekali mendegus kesal.

"Aahh! Mantap jangan berhenti!"

"Kurama-sama! Berhentilah mengeluarkan suara bodohmu!"

Kurama-sama. Dia adalah Dewa kematian yang memberi Naruto kesempatan kedua untuk hidup di Dunia walaupun dengan sarat menjadi wanita yang masih remaja.

"Aarrkk... Naru-chan agresif"

"Wuaaakhhh cukup!" teriak Naruto.

Mereka berdua duduk di sofa berwarna putih, sambil membicarakan sesuatu. Naruto terkejut saat Kurama berkata : Aku memutuskan menghilangkan masa lalu mu dari ingatan semua yang kau kenal.

"Ke-kenapa di hapus! A-aku tidak terima!"

"Ini untuk kebaikanmu. Dengan begitu kau akan aman" ujar Kurama.

Naruto terlihat kehilangan semangatnya untuk hidup saat mendengar penjelasan dari Kurama, terdengar sangat jelas di indra pendengarannya.

Celana jeans berwarna merah dan hanya telanjang dada style Kurama saat ini, terlihat postur tubuh yang sangat atletis itu membuatnya sempurna saat menjadi wujud manusia.

"Kau kenapa tidak suka? Apa lebih memilih aku membawamu pulang saja?" tanya Kurama yang terdengar acuh.

"Bukannya begitu Kurama-sama. Hanya saja aku tidak rela jika diriku, yang dulu harus menghilang dari ingatan semua temanku-."

"Heeh... Dasar Manusia, apa kalian selalu bodoh? Aku sudah memikirkan yang terbaik juga memberimu kesempatan kedua dan hanya kau saja yang aku berikan hal semacam itu" ucap Kurama yang langsung memotong ucapan Naruto.

"Terima kasih Kurama-sama.

O'ya, kata Kurama-sama dulu akan datang jika aku ketahuan asal-usulku?"

"Aku berubah pikiran. Kini aku sudah putuskan berpura-pura menjadi manusia untuk mengawasi dunia ini. Aku sudah jadi Dewa bumi" ujar Kurama langsung membuat Naruto tercengang.

"Eehh? Apa bisa berubah posisi seperti itu?" gumam Naruto.

"Tentu saja tidak tadi aku hanya bercanda" ucap Kurama.

"Dewa kampret! Aku kira serius" kata batin Naruto.

"Candaan Kurama-sama tidak lucu" ucap Naruto.

Kurama melihat Naruto secara detail dengan tatapan penuh tanya lalu mata merah milik Kurama membulat saat tertuju dibagian area dada Naruto. "Standar sekali. Aku baru sadar padahal aku yang menciptakan wujudnya" gumam Kurama.

"Maksud Kurama-sama apa?"

"Oppai mu terlalu standar Naru-chan" ucap polos Kurama.

Naruto Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang