Chapter 2

964 68 2
                                    

Naruto terbaring di ranjang yang tersedia di ruangan UKS sekolah. Sasuke menoleh ke arah Naruto, saat dia akan keluar dari tempat itu.

"Kenapa aku menolongnya?" gumam batin Sasuke lalu dia pergi dari ruang UKS yang hanya ada Naruto ditempat itu.

"Wuaaaaa!" teriak Naruto saat terbangun dari tidurnya terlihat seperti habis bermimpi buruk.

Naruto berkedip beberapa kali lalu dia menatap langit-langit ruang UKS yang berwarna putih, sambil membatin. "Apa aku tadi berciuman dengan teme?!" Dia pun mengacak-acak rambutnya sendiri, dengan omel-omelan yang tidak jelas meluncur dari mulutnya yang terhiasi bibir tipis merah muda walaupun tanpa lipstik.

"Kampreettt!" Naruto seketika berteriak.

Sasuke Uchiha. Dia adalah siswa yang selalu bersikap dingin lebih tepatnya pendiam. Dalam benaknya dia terus bertanya-tanya 'kenapa dia tadi mengendong murid baru yang jelek itu?' Di halaman belakang sekolah yang sepi ada bangku taman berwarna putih, dia duduk melamun dengan pandangan mata menatap ke arah depan.

Sabaku no Gaara/Gaara Sabaku. Dia hanya bisa tersenyum tipis walaupun telah mendapatkan penolak kan mutlak dari cinta pertamanya.

Laki-laki remaja itu kini sedang terbalut rasa cinta yang indah terlihat dari perubahan sikapnya yang selalu tersenyum tidak jelas.

"Sepertinya aku harus mengejarnya" gumam Gaara.

.

.

Saat sore hari waktunya para siswa-siswi Konoha High School untuk pulang. Naruto hanya terdiam membisu dengan tangan kanan yang terkepal erat. Hinata Hyuuga kini sedang mendapatkan ciuman dari seorang remaja yang memilik tatto di kedua pipinya.

"Cih!"

Hinata adalah kekasih Naruto. Saat dia masih seorang laki-laki remaja. Naruto ingin sekali menghajar remaja itu namun sayangnya, Naruto sadar itu tidak mungkin dan dia hanya berpacaran selama 3 hari dengan kekasihnya itu pun tidak berjalan harmonis. Keputusan pergi pun Naruto ambil untuk meninggalkan tepat itu.

Berjalan sambil tertunduk lemas itulah yang Naruto lakukan. Gaara yang berpapasan dengan Naruto, kini memperhatikan dengan penuh tanya. Pikir Gaara. "Dia kenapa?"

Inilah yang harus Naruto terima.

'Jika berpacaran hanya sekedar suka pasti akan membawa luka baginya.' Gaara mengikuti Naruto yang kini hanyalah seorang gadis remaja SMA bukan laki-laki remaja SMA seperti dulu.

Langkah kaki semakin cepat mencoba menyusul yang ada dihadapannya. Gaara berdiri tepat didepan Naruto.

Dugh.

"Naru-chan, kalau jalan lihat kedepan" Gaara berucap ramah saat Naruto menabraknya. Naruto mendonggak lalu menunjuk kan ekpresi kurang suka sambil membentak. "Awass kau menghalangiku saja!"

Gaara yang dibentak hanya sedikit tersenyum. Tangan kanan tiba-tiba membelai surai pirang panjang sepunggung milik Naruto.

"Mmm.. Mm.. Tenanglah, Naru-chan" ucap Gaara.

"Huuff... Sudah hentikan maaf tadi aku membentakmu. Perasaanku sedang tidak enak."

Mereka berdua tidak sadar bahwa saat ini menjadi tontonan pejalan kaki yang melintas. Gaara terus mengikut Naruto yang merasa sedang diuntit oleh rivalnya yang dulu selalu dia ajak berkelahi.

Naruto Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang