Chapter 5

571 50 1
                                    

"Hahaha.."

Kurama tertawa terbahak, saat mendengar cerita Naruto yang terlihat murung, saat merebahkan diri di sofa.

"Berhentilah menertawaiku, Kurama-sama!"

"Maaf.. Aku hanya terbawa suasana, akibat curhatan konyolmu itu Naru-chan, hahaha... Mantap sekali, kalian berciuman.. Hahaha.."

Bugh!

Kurama langsung terdiam saat wajahnya, terkena bantal yang ada di sofa. Naruto merasa puas setelah berhasil membalas bullyan Kurama, dengan melemparinya bantal tepat mengenai wajah Kurama.

"Mantap! Dengkulmu!, semua jadi bertambah rumit! Karena Gaara menembak ku setelah kejadian menjijikkan itu! Huwaa! Kami-sama! Tolonglah hambamu ini." Suara nyaring Naruto, membuat Kurama harus menutupi telinga dengan kedua tangan.

"Hahaha... Salahmu sendiri, kau pasrah di cium olehnya. Apa boleh buat terima saja Gaara-kun tercintamu itu. Hahaa.." ucapan Kurama langsung disambut lemparan bantal dari Naruto lagi.

"Fyuuh, hampir saja kena" gumam Kurama.

Bugh!

"Rasakan!" teriak Naruto.

"Naru-chan! Aku ini seorang dewa, beraninya kau!, melemparku dengan bantal!" teriak Kurama.

Mereka berdua saling membalas lemparan bantal. Bertingkah seperti bocah yang sedang bermain perang bantal. Setelah puas dengan hal bodoh yang keduanya lakukan, Kurama melanjutkan tawanya. Naruto bergegas meninggalkan Kurama dan memilih untuk berdiam diri di kamar.

.

.

Keesokan paginya di sekolah. Naruto hanya bisa menganga lebar, karena tulisan 'aku mencintaimu Naruko Namikaze' di papan tulis. Membuat rasa malu Naruto meledak bersamaan dengan emosi yang sudah tidak bisa Naruto tahan lagi.

"Gaara bodoh! Kau membuatku malu! Kampret!" teriakan Naruto seketika membuat suasana kelas yang hanya ada beberapa murid, mereka langsung tertawa terbahak-bahak.

Gaara merasa bingung dengan ucapan Naruto. Pikir Garaa 'yang dia lakukan itu cukup romantis?' Naruto menuju arah tempat duduk Gaara.

"Kau! Bodoh!"

"Naru-chan, apa kau tidak suka de-."

Plak!

Seketika suasana di kelas itu menjadi hening saat suara tamparan sebagai pengganti suara tawa yang membuat Naruto merasa malu.

"Arggh!" Geram Naruto. Dia memilih pergi meninggalkan Gaara yang hanya bisa diam dan berpikir apa yang dia perbuat itu salah?

Naruto memilih membolos dipelajaran pertama yaitu base ball, olahraga yang Naruto sukai. Berdiam diri disudut belakang sekolah dekat pohon sakura yang belum berbunga disanalah Naruto duduk bersandar sambil melamunkan nasibnya. "Arrgghhh! Sial, kenapa harus aku yang mendapatkan nasib tidak jelas seperti ini" gumam Naruto.

Naruto merasa lelah dengan semua yang terjadi padanya. Terlelap bersandar di pohon itulah yang kini Naruto lakukan. Gaara sedari tadi mencari Naruto kesana kemari, kelihatannya laki-laki remaja itu baru sadar dari tindakkan bodohnya dan berniat untuk meminta maaf.

Naruto Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang