Chapter 21

143 23 2
                                    

Langkahku berhenti di lorong sekolah. Sai Shimura menghadang ku dengan senyuman yang ramah sembari merentangkan kedua tangannya.

"Naruko-chan! Kau terus saja menghindariku!"

"Aku tidak menghindarimu hanya saja sering sibuk hari-hari ini."

"Benarkah?"

"Kenapa bertanya seperti itu? Apa Sai-senpai tidak percaya? Kapan aku pernah bohong padamu? Aku serius loh."

"Naru-chan."

Aku menoleh kebelakang dengan senyum yang ramah karena seseorang yang berjuang untukku kini memanggilku.

"Gaara-kun, Tobi-senpai?"

"Kami mencarimu dari tadi."

Tobi sahabat baikku kini sedang garuk kepala. Dia selalu saja memakai topeng aneh mirip lolipop itu. Gaara menatapku tegas dan menatap Sai dengan cara yang aneh. Entah kenapa aku kurang suka dengan tatapnya yang berbeda dari biasanya.

Naruko-chan, kau dan Garaa, apa ada hubungan?"

"Iya, Sai-Senpai bisa tau hebatnya."

"Naruko-chan sangat populer jadi wajarkan!"

"Hah? Maksud Tobi-Senpai apa?"

Aku berjalan ditengah 2 orang yang dekat denganku namun dia, Garaa-kun hanya berjalan dibelakangku. Dan entah kenapa rasanya tidak mengenakan perasaanku.

Dia terus saja menghindariku dan mengacuhkan semua pertanyaanku. Garaa-kun kau kenapa? Marah? Astaga mana mungkin dia cemburu.

Saat jam pelajaran selesai.

Aku dan dia duduk di bangku taman belakang tempat kuliahku.

Dia hanya diam seperti memikirkan sesuatu yang rumit. Aku menghela nafas sembari menepuk bahunya.

"Gaara-kun, apa kau kurang sehat? Apa kau sakit?"

"Tidak. Aku hanya memikirkanmu."

"Dasar aneh. Kau seperti orang mesum saja."

"Hah?"

"Aku bercanda bodoh. Kau serius sekali."

Aku terkekeh geli karena dia terkejut dengan ucapanku tadi.

Dia melihatku sangat serius saat aku meliriknya.

"Naru-chan, apa kau mau menjadi istriku?"

"Hah! Apa kau sudah gila! Kita baru pacaran langsung main lamar-lamaran?!"

"Aku serius."

Jantungku berdetak kencang karena ini terlalu cepat. Aku belum bisa menjadi perempuan 100% hanya mulai belajar menerima hidup baruku ini walaupun sudah lamaku jalani.

Dia berlutut sambil mengecup punggung telapak tanganku.

Aku hanya menghela nafas pasrah dan mengiyakan permintaannya agar dia tidak kecewa lagi karenaku.

Naruto Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang