CHAPTER 12📌

52 10 8
                                    

Hayyy :)

Aku up lagi nihhh,,,,

Typo bertebaran😩

Di maklum kalo banyak tanda baca yang salah ya 🙏:)

Jangan lupa tinggalkan jejak you all 😍

Thank 's you, and happy reading ☺💪

____________________________________________

🌵

🌵

🌵

🌵

🌵

HAPPY READING 😎

"Baiklah, kita sudahi pelajaran kita sampai disini, saya harap kalian benar-benar memahami materi ini, karena materi Aljabar cukup banyak masuk dalam ujian akhir, bahkan soal-soal yang diuji saat memasuki universitas pun banyak di ambil dari materi ini."jelas seorang guru yang berdiri di depan kelas XII MIPA1 itu.

Sesekali sosok pengajar itu memelintir kumis tebalnya, tatapannya yang sangat garang dan banyak ditakuti siawa/i.

Sejujurnya sedari tadi penghuni kelas yang dijuluki Qing Sains itu tak sabar ingin mengumpati laki-laki di hadapan mereka ini, bagaimana tidak, pengajar mereka itu dengan sengaja menyita waktu istirahat yang sudah terlewatkan sekitar dua puluh lima menit yang lalu.

Hanya karena hal yang bisa dikata cukup sepele, salah satu murid yang kurang lengkap dalam menjelaskan ulang materi yang disampaikan, garis bawahi bukan tidak bisa tapi kurang.

Hal sesimpel itu saja mereka bisa mendapatkan siraman rohani berabad-abad. Apa lagi jika tidak bisa menjawab, tak terbayangkan, untung saja penghuni kelas ini keturunan orang dengan IQ yang cukup berlebih.

Nggk kebayang kalo author yang jadi siswi di kelasnya 😅

"Kenapa kalian liatin saya seperti itu?"tanya Pak Wawan garang.

Langit yang sedari tadi sudah sangat geram dengan perlakuan gurunya itu langsung mengebrak meja.

Brakk

Seluruh penghuni kelas dibuat terkejut, tak terkecuali Pak Wawan yang berdiri didekat papan tulis. Semua pasang mata tertuju ke arah Langit dengan tatapan bertanya. Untuk beberapa saat hening tanpa ada suara.

Sampai kesadaran Langit kembali, melihat semua pasang mata menatap tertuju padanya, tak terkecuali manusia tua di depannya, ia pun tak menyangka dengan apa yang baru saja ia lakukan. Pikirannya sangat kalut, atau lebih tepatnya kesal.

Pak Wawan menatap Langit dengan mata yang membola, wajah yang merah padam, dan rahang yang juga ikut mengeras. Siap melayangkan omelan maut atas tindakan siswanya itu.

"APA YANG KAMU LAKUKAN?? "teriak Pak Wawan.

Langit yang mendengar terikan guru matematikannya itu seketika gelagap dan panik secara bersamaan. Astaga, apa yang sudah ia lakukan? Bagaimana nasipnya setelah ini?

Dengan keberanian penuh Langit mendongak melihat ke arah Pak Wawan meskipun tak berani menatap mata tajam itu.

"E-ehh b-bukan P-pak, saya nggk ngapa-ngapain kok, iya nggk ngapa-ngapain..."ujarnya dengan terbata-bata.

"Kamu pikir saya bodoh begitu? Apa yang kamu lakukan barusan? Membangkang, iya? "tanya Pak Wawan masih dengan membentak menatap tajam Langit.

Sedangkan yang lain hanya menatap Langit dan Pak Wawan dengan tatapan beragam, yang dominan lebih ke pias, takut, cemas dan masih banyak lagi.

G H A Z A B I L A (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang