CHAPTER 13📌

36 11 10
                                    

Hayyy :)

Aku up lagi nihhh,,,,

Typo bertebaran😩

Di maklum kalo banyak tanda baca yang salah ya 🙏:)

Jangan lupa tinggalkan jejak you all 😍

Thank 's you, and happy reading ☺💪

____________________________________________

🌵

🌵

🌵

🌵

🌵

HAPPY READING 😎


Seorang gadis dengan hodie berwarna putih itu menerobos jalanan malam yang cukup ramai dan diselimuti rintik kecil air yang turun dari langit.

Membelah jalanan kota, menyebrangi zebra cross  tepat saat lampu hijau bagi para pejalan kaki dinyalakan.

Berlari kecil sambil menjinjing tote bag kosong bergambar bunga sakura.

Sesampainya ia di depan pusat perbelanjaan yang cukup ramai, meskipun hujan sedang membasahi kota.

Memasuki pintu otomatis yang memiliki sensor pendeteksi. Sesekali mengusap bajunya yang sedikit basah terkena rintikan hujan tadi.

Berjalan kearah lorong yang berisi berbagai kebutuhan pokok rumah tangga, mulai membuka kertas list apa saja yang akan dibeli. Mengambil barang yang sudah ada dalam list dan sesekali mempertimbangkan harga yang paling hemat. Mengapa, tentu saja agar angka yang menunjukkan total tidak terlalu besar. Sekaligus berhemat apa salahnya bukan?

Mendorong troli yang sudah cukup penuh kearah kasir. Sebenarnya kegiatan belanjanya ini tidak sebanyak biasanya. Karena ia hanya membeli kebutuhan untuk mengisi kulkas. Tidak seperti biasanya yang bahkan hampir semua kebutuhan yang diperlukan di rumah.

Keluarga Gantari bukan tak mempunyai pembantu, hanya saja sang nyonya Ghantari lebih menyukai Abila yang melakukan. Entahla apa alasannya.

Setelah semuanya di total dan  semua barang sudah masuk kedalam tote bag, ia melangkah keluar berjalan di jalur pejalan kaki yang tak lain adalah terotoar.

Ia tersenyum saat melihat halte sudah tak jauh lagi, jujur tangannya sudah mulai keram menjinjing barang yang cukup banyak itu. Abila sedikit mempercepat langkahnya, namun.

Brugh,,,

"Shh awhh,,, "Abila merintih saat lututnya beradu dengan benda keras itu. Sebelumnya ia merasakan jika bahunya beradu dengan benda yang cukup keras. Tapi entah apa itu.

Saat hendak berdiri terdapat tangan yang terulur tepat di depannya. Abila menyengir heran, tanpa pikir panjang bukannya menerima uluran itu Abila langsung berdiri dan berkacak pinggang.

Menatap laki-laki yang ia rasa umurnya tak terlalu jauh darinya, walupun pria itu menggunakan masker dan kacamata.

Namun ingatannya tertuju pada satu hal. Barangnya. Astaga bahkan sayur dan buahnya sudah menggelinding tak tau arah, meskipun sudah terbungkus plastik.

Ia menghentakkan kakinya dan langsung menatap tajam sosok tinggi menjulang dihadapannya.

"Woii lo gimana sihh? Kalo jalan matanya dipasang bisa kan? "maki Abila.

Namun laki-laki itu sama sekali tak merespon ucapan gadis di hadapannya.

Abila yang geram mendorong bahu tegap pria di depannya cukup keras.

G H A Z A B I L A (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang