6. MANTRA ATAU SIHIR CINTA?

157K 9.4K 233
                                    

“Stop Comparing Your Self With Other People.”
Kamu hebat dengan cara kamu sendiri. Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan.

 Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti hari-hari biasanya pagi ini Gaby duduk manis di depan meja pantry sedang menunggu sarapan yang dibuat oleh sang kakak tercinta sambil bermain hp. Ia sudah siap dengan seragam sekolah yang berubah sedikit pudar. Yah, mungkin faktor dirinya hampir lulus jadi tidak heran.

“Makan.”

Gaby mendongak saat tahu Satria sudah selesai memasak. Ia tersenyum lebar lalu mendekatkan piring yang laki-laki itu berikan. Tidak lupa juga mengambil telur ceplok yang tersaji di depannya.

“Makasih Bang Sat, love you.”

Satria mengangguk lalu memposisikan dirinya di sampingnya sang adik. “Abisin biar cepet gede,” ujarnya.

“Udah gede kali.”

“Gede apanya?” Satria mengerutkan keningnya.

"Susunya,” balas Gaby asal-asalan.

Wajah Satria berubah masam. “Sopan dikit kek gue itu laki.”

“Nggak ada yang bilang lo cewek ngab.”

Gaby terkekeh tanpa mengalihkan perhatiannya pada sepiring nasi goreng favoritenya. Duh, buatan Satria emang paling the best pokoknya. “Canda Bang Sat.”

Satria mendengus, tidak lama memandangi adiknya curiga. “Pulang sekolah mau kemana? Gue denger semalem lo telponan sama temen-temen lo.”

Gaby nyengir. Ketahuan juga rencananya, sial. “Izin ke Mall boleh?”

“Belum puas gue marahin semalam?”

Gaby memutar bola matanya malas. “Masalah semalam beda Abang.”

“Beda apanya?”

Satria hampir emosi. Masih pagi juga udah mau perang saudara yang bener aja. Mana semalam ia sudah marah besar dengan kepulangan sang adik yang baru tiba di rumahn jam satu malam. Edan.

BUKANMAEN!

Mau jadi lon—Astagfirullahaladzim, Satria mengelus dadanya sabar.

Gaby cemberut mendorong piringnya jauh. Mode ngambek ceritanya. “Jahat banget cuma mau keluar bentar aja nggak di bolehin.”

ALFA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang