“Stop Comparing Your Self With Other People.”
Kamu hebat dengan cara kamu sendiri. Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan.Suara riuh dan segala macam pekikan terdengar jelas seantero SMA Cempaka saat sang idola tengah berjalan santai di ikuti para anak buahnya yang terkadang suka tebar pesona. Membuat semua siswi berteriak histeris saking kagum, belum lagi ketika sang kulkas 1000 pintu menyugar rambutnya ke belakang. Hal itu malah semakin membuat kondisi di lapangan tidak kondusif.
Padahal kelima cowok itu tujuannya hanya ingin olahraga biasa, tapi reaksi para kaum hawa yang melihatnya seolah seperti sedang melihat Manurios dan tokoh wattpad lainnya. Begitu amat heboh dan meriah.
“Aaa…, gilak! Si Alfa ganteng banget, sumpah!”
“Apalagi Adit, padahal jarang senyum tapi damagenya luar biasa. Argh…, cool banget sih ayang gue!!”
“Si Ben juga mukanya itu lho cute banget. Aaa…, kiyowo!”
Mendengar berbagai macam pujian di sekitarnya, Bagas tersenyum tipis. Setidaknya ia tidak mendapatkan pujian seperti teman-temannya, sebab dirinya tidak suka—
“YA ALLAH, BAGASS, SENYUMMU MENGALIHKAN DUNIAKU!!”
“BAGAS ... AKU PADAMU!!”
“Sialan,” umpat Bagas menundukkan kepalanya malu.
Pak Tomy menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat murid-muridnya tidak fokus dengan kegiatan olahraga dan malah sibuk sendiri mengagumi para berandal kecil sekolahnya.
Ia hanya heran, apa istimewanya para perusuh seperti Alfa dan komplotannya? Kenapa seluruh anak didiknya sampai tergila-gila sama mereka? Padahal ketika ia masih muda wajahnya dulu tidak kalah ganteng, sebelas dua belas seperti Kim Taehyung. Tapi bedanya para gadis di sekolahnya dulu memadangnya jelek seperti kentang.
“Hi ladies, I coming.”
Begitu suara Ervans menyapa gendang telinga para gadis di sana. Seketika itu juga teriakan kembali memenuhi lapangan basket yang berisi tiga kelas sekaligus.
“Ervans ramah ya suka nyapa kita.”
“Yupss! Dia orangnya nggak pilih-pilih.”
“Iya nggak pilih-pilih orang semuanya di embat,” cibir Bagas seenaknya.
Ervans mendengus mendengarnya. “Iri? Bilang jomblo.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFA
Novela JuvenilGimana jadinya kalau seorang badboy jatuh cinta pada pandangan pertama? Pada seorang gadis yang ternyata adalah adik dari sahabat kakaknya? Ketua geng yang seharusnya sangar di depan anak buahnya malah berubah bucin, sebucin-bucinnya sama si cewek �...