“Stop Comparing Your Self With People.”
Kamu hebat dengan cara kamu sendiri. Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan.Double up!!
Jangan lupa vote dan ramein kolom komentarnya biar bisa update cepet!!!
Happy Reading
Mata Gaby mendelik saat melihat kedatangan Alfa yang membawa segelas susu berwarna putih. Perempuan itu memukul lengan Alfa lumayan kencang sampai cowok itu mengaduh.
“Aku bilang nggak mau minum susu. Aku bukan anak kecil kamu denger nggak sih Al?!” protesnya dengan kesal.
Pemuda di hadapannya menghela napas panjang mencoba bersabar dengan kesensitifan sang istri selama masa kehamilannya. Sudah seminggu sejak kabar kehamilan Gaby diketahui oleh seluruh keluarganya dan para sahabat dekat ucapan selamat serta doa-doa kebaikan terus mengalir untuk keluarga kecilnya.
Namun, dibalik kebahagiaan itu semua tingkah Gaby yang akhir-akhir ini berubah labil membuatnya kewalahan saat menghadapinya. Seperti sekarang contohnya hanya untuk membujuk perempuan itu minum susu saja dirinya harus ekstra bersabar karena Gaby terus menolak dengan berbagai macam alasan.
“Ayolah Seng minum dikit aja,” pinta Alfa mencoba menyodorkan gelasnya kembali.
“No Alfa! Susunya gak enak, ihh!”
Dengan kesal Gaby mendorong jauh gelas yang membuatnya mual. Andai saja badannya berisi dan lebih kuat dirinya pasti tidak perlu menambah nutrisinya dengan mengkonsumsi susu Prenagen setiap hari. Namun sayangnya dokter Rey bilang berat badannya kurang dan terkadang juga ia suka mendadak lemas.
Membuatnya mau tidak mau harus menurut dengan semua saran dan arahan dari dokter Rey. Memakan makanan yang bergizi lah, minum susu serta vitamin tiap hari lah, rajin-rajin olahraga ringan lah, dan masih banyak lagi hal yang bertolak belakang dari kebiasaannya setiap hari.
Tidak putus asa Alfa pun kembali menyodorkan gelasnya lagi. “Minum ya Seng aku tau rasanya nggak enak tapi ini demi anak kita lho. Kamu nggak kasihan sama dia kelaparan karena Mamanya bandel nggak kau minum susu?”
Mendengar hal itu bibir Gaby mengerucut. Dengan berat hati ia pun akhirnya menurut karena mas suami tercinta sudah mengeluarkan kalimat keramatnya yaitu ‘anak kita ’ sebagai senjatanya mulai sekarang.
Gaby membuang napasnya dan mulai menerima gelas berukuran sedang yang Alfa sodorkan. Namun ketika bibirnya baru menyentuh pinggiran gelas tiba-tiba rasa mual melandanya. Alhasil dirinya langsung berlari saat sesuatu dalam perutnya bergejolak ingin keluar.
“Huekkkk!”
“Hueeekkk!”
Alfa yang melihat kejadian itu segera berlari menyusul Gaby di dapur. Tumben-tumbenan istrinya muntah padahal kemarin-kemarin saja dia tidak bermasalah dengan susu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFA
Teen FictionGimana jadinya kalau seorang badboy jatuh cinta pada pandangan pertama? Pada seorang gadis yang ternyata adalah adik dari sahabat kakaknya? Ketua geng yang seharusnya sangar di depan anak buahnya malah berubah bucin, sebucin-bucinnya sama si cewek �...