13. MENCOBA BERDAMAI

113K 7.2K 74
                                    

Stop Comparing Your Self With Other People.
Kamu hebat dengan cara kamu sendiri. Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan.

 Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“By, kasih gue kesempatan lagi. Gue janji—”

“Gue udah move on dari lo,” sela Gaby menghentikan ucapan Kevin yang dapat ia tebak apa ujungnya. 

“Gue udah punya pacar Vin berhenti berharap sama gue.” Kevin tersenyum kecut di balik helmnya. Terlalu bodoh jika bermimpi untuk mendapatkan kembali gadis itu setelah apa yang dirinya perbuat di masa lalu. 

“Terdengar menyakitkan tapi oke gue ngerti. Btw, siapa pacar lo sekarang?” tanya Kevin mengganti topik.

“Alfa.”

Kevin manggut-manggut. “Dia nggak bakal marah nih liat lo boncengan gini?”

“Kita lagi bertengkar,” balas Gaby terdengar lirih. Ia menarik napas panjang, lalu menghembuskannya pelan. “Tau kan masalah kecil yang biasa terjadi dalam suatu hubungan?”

Kevin melirik Gaby dari kaca spion. Melihat wajah cantik yang sangat ia rindukan. “Gue bisa jadi pendengar yang baik kalau lo butuh teman curhat.”

Wajah Gaby menghangat mendengarnya. Ia rasa berdamai dengan masa lalu tidak begitu buruk. Meski hatinya masih terasa sakit saat melihat wajah Kevin, tapi biar bagaimana pun dirinya harus bisa memaafkan perbuatan cowok itu.

“Nggak perlu takutnya lo baper kalau dengar semua cerita gue,” kata Gaby yang langsung mendapat umpatan kasar dari cowok di depannya.

Tak ingin berlama-lama merasakan sengatan matahari yang menyakitkan kulit Kevin menarik gas motornya menambah kecepatan. Namun, tiba-tiba suara motor sport lain yang meraung-raung terdengar tak jauh dari belakang. Di susul laki-laki yang memakai atribut serba hitam membuka kaca helmnya kasar.

Ninja hitam metalik itu mensejajarkan lajunya dengan motor miliknya. Membuat Gaby menoleh karena penasaran dan betapa kagetnya saat tau siapa pengendara yang sedang menatapnya tajam.

“Berhenti atau gue bunuh lo sekarang juga, berengsek!” Alfa mengacungkan jari telunjuknya pada Kevin.

Kevin sama sekali tidak mengindahkan ucapan Alfa karena merasa tidak mengenal siapa orang itu. Dirinya tetap melajukan motornya bahkan sengaja menambah kecepatan guna menghindar motor ninja yang kini sudah tertinggal jauh di belakangnya. Sayangnya Kevin tidak tau jika lawannya adalah seorang pembalap liar. Bukan hal yang sulit bagi Alfa untuk kembali mensejajarkan laju motornya.

ALFA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang