“Stop Comparing Your Self With Other People.”
Kamu hebat dengan cara kamu sendiri. Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan.VOTE DULU MANIESZZ
SATU BINTANG MU ADALAH SEMANGAT KU!!
Sudah lebih dari satu jam proses akad nikah yang diadakan di kediaman Adam dan Intan belum juga dimulai. Entah persiapannya yang belum selesai, atau karena kedua mempelainya masih betah mengurung diri di dalam kamar.
“Gue curiga jangan-jangan si Bos star duluan lagi belah duren di kamar. Mereka lama banget anjir keburu laper gue,” ujar Ben yang sedari tadi tidak berhenti mengoceh di samping Ervans yang sibuk dengan camera ponselnya. Cowok itu sedang live di Instagramnya demi konten tiap minggunya.
“Diem lo, berisik! Gue lagi live nih suara lo mengganggu tau!” protes Ervans sambil mengarahkan ponselnya ke berbagai sudut ruangan.
Ben mendengus, “Ngonten mulu, rame kagak.”
“Bacot lo, setan! Diem kenapa elah,” kesal Ervans mulai emosi.
Sementara itu di tempat lain Alfa tak henti-hentinya mengagumi sang pacar yang kini duduk di hadapannya. Dari awal gadisnya memang sudah cantik, tapi khusus hari ini kecantikannya luar biasa mempesona.
“Lo juga ganteng kok,” ujar Gaby dengan jujur. Ia tidak berbohong jika dirinya sekarang tengah terpesona dengan wajah tampan rupawan Alfa yang nyaris sempurna seperti pangeran dalam cerita.
Mereka sama-sama terhipnotis satu sama lain, dan itu wajar sebab hari ini adalah hari tergila bagi keduanya. Pernikahan dadakan yang sama sekali tidak pernah terlintas dalam benak Alfa maupun Gaby kini ada di depan mata. Bahkan hanya tinggal menghitung jam saja status hubungan mereka akan berganti menjadi pasangan suami-istri.
“Sumpah gue gak nyangka jadi lo cewek yang bakal gue nikahi?! Anjir-anjir tau gitu ngapain gue susah-susah ngerayu lo tadi pagi??”
Cowok itu masih tidak percaya dengan apa yang ada di depan matanya. Ia bahkan berdecak berkali-kali sambil geleng-geleng kepalanya.
Gaby memutar bola matanya malas mendengar Alfa berulang kali mengatakan hal demikian. “Ini juga karena nyokap lo maksa Bunda biar gue mau nikah sama lo.”
“Owh,” sahut Alfa manggut-manggut. “Tapi mau nikah sama gue, kan?”
“Menurut lo aja gimana, hah?!” Gaby mengangkat dagu menantang. “Udah dandan cantik kayak bidadari gini apa iya gue mau tidur??”
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFA
Teen FictionGimana jadinya kalau seorang badboy jatuh cinta pada pandangan pertama? Pada seorang gadis yang ternyata adalah adik dari sahabat kakaknya? Ketua geng yang seharusnya sangar di depan anak buahnya malah berubah bucin, sebucin-bucinnya sama si cewek �...