52. SEPATU JORDAN

73.2K 5K 244
                                    

“Stop Comparing Your Self With People.”
Kamu hebat dengan cara kamu sendiri. Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan.

Ada yang nungguin??

Langsung aja baca yukk jangan lupa vote dan kencengin targetnya!!

Typo? Tandai

Happy reading🔥🔥

Reza mengalihkan pandangannya dari benda pipih di tangannya pada pintu utama yang terbuka secara tiba-tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reza mengalihkan pandangannya dari benda pipih di tangannya pada pintu utama yang terbuka secara tiba-tiba. Membuatnya menoleh dan melihat dua insan berjalan masuk ke dalam rumah.

Dahi laki-laki yang sedang selonjoran di ruang tamu itu mengernyit. Menatap bingung wanita yang tersenyum sumringah padanya.

“Ada apa nih?” tanya Reza seraya mengubah posisi duduknya. “Ekspresi lo keliatan bahagia banget.”

Senyum Gaby masih terukir di sudut bibirnya. Perempuan itu lantas dengan cepat duduk dan langsung bergelayut manja pada lengan kokoh Reza. Membuatnya melotot bersamaan dengan Alfa yang melakukan hal serupa.

Alfa mendengus, tiba-tiba saja merasa kesal setelah terus-menerus dibuat geram oleh istrinya. Apa wanita itu sengaja memancing amarahnya?

“Nggak usah centil jadi cewek.” Alfa menarik Gaby agar menjauh dari manusia di sebelahnya. “Sengaja bikin aku marah, hm?”

“Nggak usah kasar sama perempuan,” ujar Reza menatap adiknya tajam. “Dia istri lo kalo lupa.”

“Nggak usah ikut campur rumah tangga orang.” Alfa menatap Reza tak kalah tajam. “Dia istri gue dan lo bukan siapa-siapa disini.”

“Alfa!”

“Kenapa? Mau belain dia?” Alfa mengalihkan pandangannya menatap Gaby yang cemberut di depannya. “Tujuan kamu tadi ngajak kesini buat apa? Bukan mau mesra-mesraan sama Reza kan?”

Gaby mengerucutkan bibirnya. “Iya-iya gitu aja cemburuan.”

“Ya kamu dari tadi rasanya ngajak ribut mulu, udah gitu minta aneh-aneh lagi.” Gaby spontan memelototi Alfa.

“Oh jadi selama ini kamu nggak ikhlas nurutin semua keinginan aku? Nyesel aku hamil? Keganggu sama ngidamnya aku tiap hari?” tanya Gaby beruntun sambil berkacak pinggang memandangi suaminya.

Alfa menggeleng frustasi mendengar tuduhan Gaby barusan. “Nggak kayak gitu konsepnya sayang masalahnya aku—”

“Capek ngurusin aku sama anak aku, hm?” Gaby mengangkat dagunya tinggi-tinggi menatap Alfa yang tidak berkutik di depannya. “Kalau kamu capek ya udah diem aja nggak usah sok baik nurutin semua permintaan aku kalau ujung-ujungnya ngeluh kayak gini.” 

ALFA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang