6. Pulang

61 17 15
                                    

Sudah tiga bulan waktu berlalu selama Charise menjadi Nyonya Besar keluarga Marquess Joo. Berarti sudah tiga bulan pula Harin pergi ke medan perang tanpa memberikan kabar sama sekali bahkan sepucuk surat sekalipun. Seolah kehadiran Charise tidak lebih baik dari debu yang seharusnya hanya diabaikan saja.

Sudah ada belasan pesta yang dihadiri Charise sendirian sebagai perwakilan dari keluarganya. Bukan sambutan baik, seluruh orang terlihat seperti berusaha mencari kelemahannya. Seluruh orang terlihat berusaha mencari celah untuk menyebarkan gosip dan rumor buruk tentang dirinya dan Harin yang terlihat aneh karena tidak pernah hadir bersama.

Memang, datang ke pesta-pesta yang tidak pernah dibayangkannya akan dihadirinya terasa menyenangkan pada awalnya. Memang, dihargai sebagai seorang Nyonya Besar memang terasa baik. Dan memang, Charise akhirnya menemui bagian lebih baik dari dirinya saat menghadiri pesta. Tapi seluruhnya hanya pura-pura belaka. Charise tidak bahagia dengan pernikahannya. Charise tidak bahagia dengan statusnya sebagai Marchioness.

Tapi kalau ditanya apakah Charise ingin kembali menjadi bagian dari keluarga Aindrea, maka jawabannya adalah tidak, bahkan sekalipun ia harus dipaksa untuk melakukannya. Walaupun ia dikelilingi orang dengan senyuman palsu, setidaknya Charise tidak dipukuli maupun dicambuk. Ia hanya perlu bertahan supaya tidak ada yang mengetahui kelemahannya. Setidaknya jangan sampai ada yang tahu bahwa ia bukanlah sosok istri yang diharapkan Sang Marquess. Jangan sampai ada yang tahu bahwa Harin memang tidak mempedulikan Harin sedikitpun karena itu akan membuat keadaan keluarga semakin goyah.

Jika Charise bisa terus berpura-pura, maka ia mungkin akan bisa bertahan cukup lama di posisinya. Setidaknya guru privatnya sesekali datang dan memberikannya pelajaran mengenai pergaulan kelas atas. Tidak ada yang lebih dibutuhkannya daripada hal semacam itu untuk saat ini demi bertahan di sebuah lingkungan baru.

"Nyonya Wille, Anda sudah menjadi kepala pelayan semenjak Harin menjadi kepala keluarga Marquess. Pasti setidaknya ia pernah pergi berperang kan? Biasanya berapa lama ia akan pergi?"

Mungkin waktu tiga bulan masih terhitung singkat, tapi Charise mulai lelah dengan penantiannya. Ia lelah harus datang ke pesta sendirian dan menghadapi orang-orang jahat sendirian pula. Jika ada Harin, mungkin ia akan merasa lebih baik? Setidaknya ia tidak akan direndahkan karena selalu datang sendirian. Setidaknya jika Harin sekali saja pergi bersamanya, tidak akan ada yang menganggap ia dibuang maupun ditinggalkan. Walaupun itu adalah fakta sebenarnya.

"Tuan Marquess baru memperoleh gelarnya sekitar setahun setelah pulang dari perang selama tiga tahun dan menjadi pahlawan. Mungkin perang kali ini akan berlangsung selama itu juga," jawab Wille, Sang Kepala Pelayan Marquess Joo.

"Tiga tahun, ya," gumam Charise mengulangi.

"Bisa jadi lebih cepat. Namun bisa jadi pula lebih lama."

"Aku mengerti. Silakan kembali ke kamarmu, Nyonya Wille. Hari ini pun kau bekerja dengan keras."

Charise membaringkan dirinya di atas tempat tidur untuk beristirahat setelah hari yang panjang. Hari ini ia telah kembali ke wilayah kekuasaannya setelah selama tiga bulan banyak menghabiskan waktu di ibukota. Tidak ada undangan pesta dalam waktu dekat, sehingga Charise bisa sedikit beristirahat. Untungnya, waktu tenang seperti ini datang juga sehingga Charise bisa kembali ke mansionnya.

Namun sayangnya, mansion ini masih terasa sangat asing. Walaupun Harin mengatakan tempat ini telah menjadi miliknya juga, rasanya masih asing. Seolah ini bukan tempat Charise seharusnya. Ia seperti tamu di rumahnya sendiri. Tamu yang tidak memiliki tuan rumah, mungkin itu adalah deskripsi Charise di mansionnya.

Charise tahu bahwa ia memang tidak bisa mengharapkan pernikahannya untuk berjalan dengan baik dan membahagiakan, tapi apakah ia benar-benar tidak boleh bahagia sedikitpun? Charise tahu, seharusnya ia tidak serakah. Ia memiliki gelar dan orang-orang yang bekerja untuknya. Seluruh pelayan kediaman Marquess Joo memperlakukannya dengan baik dan penuh hormat. Tidak ada yang merendahkannya dan menghinanya di sini. Namun kenapa rasanya masih tidak bahagia? Apakah Charise memang sebenarnya serakah atau hal-hal semacam itu memang tidak membuatnya bahagia?

TRAUMA (ONEWE & ONEUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang