Hari yang berjalan di villa terasa seperti kura-kura yang berjalan, sangat lamban. Musim gugur akhirnya datang dan matahari sudah tidak terlalu terik. Charise masih lebih sering berada di kamarnya karena udara di luar terlalu dingin.
Saat sebelum musim gugur datang, Charise sering berada di pantai. Masih sama, usahanya mencari jawaban masih sama. Tapi tetap tidak ada yang ditemukannya walaupun ia sudah berusaha mengalahkan ketakutannya. Seolah, memang tidak ada hubungan antara dirinya dengan pantai.
"Selamat siang, Nyonya Mitchell. Aku tidak tahu bahwa hari ini Anda datang."
Charise menyapa wanita itu dengan canggung saat mendapati sosoknya berada di dapur. Awalnya Charise berniat untuk makan siang di ruang makan karena bosan di kamarnya. Tidak disangka, ia bertemu dengan sosok pemilik villa.
"Nyonya Marchioness, selamat siang."
Nyonya Mitchell membungkuk memberikan salam. Charise hanya mengangguk lalu mempersilakan wanita tua itu untuk kembali berdiri. Pertemuan mereka terhitung jarang, karena Charise memang banyak menghabiskan waktu di kamarnya.
"Berhubung Anda sudah ada di sini, bagaimana jika kita makan siang bersama?" tanya Charise menawarkan.
"Itu merupakan sebuah kehormatan untukku, Nyonya."
Berhubung sosok Harin kembali absen, ada baiknya Charise mengajak seseorang untuk makan bersamanya. Akan lebih baik jika ada teman mengobrol. Lagi pula, Charise juga penasaran akan sesuatu. Kenapa Nyonya Mitchell bisa mengenalnya di saat Charise sama sekali tidak mengingat sosoknya sama sekali?
"Musim gugur telah datang dan udara menjadi cukup dingin. Apakah Anda memerlukan sesuatu selama tinggal di sini, Nyonya Marchioness?" Nyonya Mitchell membuka percakapan saat pelayan tengah menghidangkan piring-piring berisi makan siang. "Niatnya aku datang ke mari untuk mengecek jika ada yang kurang. Dan jika ada sesuatu yang menurut Anda kurang nyaman bisa sekalian dikatakan supaya kami bisa mempersiapkannya."
"Aku rasa segala yang telah Anda persiapkan sudah sangat cukup. Aku benar-benar berterimakasih untuk hal itu," balas Charise dengan sebuah senyuman sopan di wajahnya. "Mari kita mulai makan siangnya, Nyonya."
Begitu piring terhidang di hadapan keduanya, Charise memulai makan siang bersama ini. Sebenarnya ini sama sekali tidak pernah ada di bayangan Charise, akan makan siang bersama seorang Nyonya pemilik villa yang ditempatinya selama hampir sebulan belakangan ini.
"Aku lihat Anda jarang pergi keluar. Apakah Anda memang tidak nyaman berada di tempat ini?"
"Tidak mungkin, Nyonya Mitchell. Aku suka berada di sini. Aku hanya gampang merasa lelah saja jika terkena angin laut. Ini karena tempat tinggalku selalu jauh dari laut," ucap Charise. "Aku benar-benar menikmati berada di tempat ini. Semuanya berkat kebaikan hati Anda."
"Syukurlah kalau begitu. Aku kira ada sesuatu yang membuatmu tidak nyaman sehingga lebih memilih berada di kamar."
Charise hanya bisa berusaha menahan dirinya untuk tidak meringis. Karena memang benar. Laut membuatnya tidak nyaman. Ia sama sekali tidak suka berada di sini. Tapi karena Harin masih ingin berada di sini, wanita muda itu tidak memiliki pilihan. Semakin waktu berjalan, semua orang pasti berpikir bahwa pernikahan Charise dan Harin berjalan dengan baik. Jika mereka tampil secara terpisah, mereka hanya akan menjadi mangsa empuk bagi para predator. Lebih baik terlihat memiliki hubungan baik dengan berlama-lama bulan madu di tempat ini.
"Aku sebenarnya penasaran setelah pertemuan kita. Apakah sebelumnya kita memang pernah bertemu?" Charise akhirnya memberanikan diri menanyakan hal itu setelah makan siang selesai.
"Kita memang pernah bertemu belasan tahun yang lalu."
"Bertemu di mana?" tanya Charise cepat.
"Di tempat ini. Persis di sini," jawab Nyonya Mitchell yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA (ONEWE & ONEUS)
FanfictionCharise memiliki banyak luka di masa lalu. Sementara Harin terjebak di masa lalu. Benang takdir menarik mereka untuk mendekat dan saling terlibat dalam sebuah pernikahan politik. Tapi Charise dengan banyak luka di masa lalu tidak bisa mencintai. Beg...