21. Malam Pertama

60 13 3
                                    

Sesuai janjinya, Harin betul-betul mengunjungi Charise. Jantung wanita itu berdebar hebat tanpa bisa ia cegah saat melihat sosok Harin semakin mendekatinya yang tengah duduk di ujung tempat tidurnya yang besar.

"Kau terlihat segar setelah membersihkan diri," ucap Harin membuka percakapan.

"Kau juga terlihat lebih baik setelah mandi."

"Kau sudah mengatakan itu saat makan malam tadi," Harin terkekeh ringan ketika mendengar respon Charise yang terlihat canggung.

Mungkin karena ini bukanlah pengalaman pertama kali seumur hidup Harin, lelaki itu lebih santai malam ini. Berbeda dengan Charise yang terlihat gugup. Penampilan Charise memang selalu tampak dewasa di luar sana, tapi ternyata tidak mengubah fakta sama sekali bahwa ia hanyalah wanita muda yang pemalu saat berada di situasi ini.

"Kau boleh menolaknya jika kau tidak mau. Kita hanya akan tidur bersama tanpa melakukan apa-apa jika itu adalah hal yang kau inginkan," ujar Harin sembari meraih wajah Charise.

Mungkin juga karena ini bukanlah kali pertama Harin, ia jadi membandingkan Charise dan Nathasia. Wajah Nathasia itu sempurna, tanpa cela. Tapi malam ini Charise pun menawan, dengan pesonanya sendiri. Harin pernah mendengar bahwa jika suatu waktu seorang lelaki tertarik pada wanita lain, ia harus segera kembali ke sisi istrinya. Karena pada dasarnya istrinya pasti memiliki segala hal yang dimiliki oleh wanita lain.

Tampaknya itu tidak sepenuhnya salah. Karena malam ini, Charise terlihat lebih indah daripada Nathasia. Padahal Harin rasa ia mencintai Nathasia dengan seluruh hatinya, tapi ternyata status dengan Charise membuatnya memiliki sisi yang lembut akan sosok wanita itu.

"Aku tidak keberatan sama sekali," bisik Charise lirih.

Malam ini pun menjadi malam pertama mereka bersama. Walaupun jelas ini terlalu terlambat bagi keduanya. Charise tidak terlalu keberatan, karena memang akhirnya ia bisa dengan percaya diri membantah segala rumor yang mengatakan bahwa ia tidak pernah tidur dengan suaminya seumur pernikahan mereka. Walaupun ini sebenarnya sudah terlalu terlambat.

"Apakah bekas lukamu masih sakit, Harin?" tanya Charise begitu mereka selesai dan kini berbaring berhadapan. Tangannya terangkat dan ia mengelus tubuh Harin yang tidak ditutupi sehelai benang pun.

"Terkadang memang sakit jika aku terluka lagi di tempat yang sama. Aku jadi teringat akan pertama kali aku terluka di bagian itu," jawab Harin jujur sebelum kembali bertanya. "Lalu bagaimana denganmu? Apakah masih sakit? Tapi tampaknya kau merawatnya dengan sungguh-sungguh sehingga nyaris tidak terlihat jika gelap begini."

Charise terkekeh pelan saat mendengar jawaban Harin. Walaupun Harin tahu tampaknya itu sebuah tawa yang sendu karena Harin menyinggung tentang luka Charise lagi. Berbeda dengan Harin yang menerima segala luka karena merupakan bagian dari pekerjaannya, Charise menerima luka itu sebagai seseorang yang tidak tahu apa-apa. Trauma yang dihasilkan pasti lebih besar.

"Sudah tidak sakit sama sekali. Aku tahu obat untuk menghilangkan luka-luka ini. Besok pagi aku akan mengajarkanmu cara membuatnya. Jika luka sudah terlihat lagi, rasa sakitnya akan jauh lebih berkurang karena kita akan melupakan bagaimana luka itu terbentuk. Itulah yang aku rasakan."

"Aku terlihat mengerikan dengan luka-luka ini?" Harin menanyakan pertanyaan yang sama kepada Charise, seperti pertanyaannya kepada Nathasia.

"Sama sekali tidak mengerikan. Justru aku rasa pasti akan sakit sekali karena kau bisa melihat bekas lukamu secara nyata. Entahlah apakah itu hanya aku, tapi aku merasa walaupun hanya sebuah bekas luka, tetap terasa sakit. Aku tidak ingin kau merasakan hal semacam itu."

"Bukan karena aku terlihat mengerikan, tapi supaya aku tidak merasakan sakit ya. Bukankah itu akan sia-sia karena aku akan kembali terluka?"

"Tidak akan sia-sia. Aku tahu kau adalah ksatria yang hebat! Kau pasti tidak lagi sering terluka saat berperang. Makanya, jika suatu waktu kau berperang, kau harus ingat pesanku. Jangan sampai terluka."

TRAUMA (ONEWE & ONEUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang