10. Mencari Jawaban

56 13 3
                                    

Angin laut di musim panas terasa menyegarkan. Ini merupakan pemandangan yang berbeda dari yang biasa Charise lihat seumur hidupnya. Bisa dibilang, karena tidak pernah mengunjungi pantai maupun laut, pemandangan ini terasa sangat baru.

Ia berusaha menenangkan dirinya selagi berjalan mendekati bibir pantai. Air laut terlihat sangat jernih dan indah. Untuk sesaat Charise terpana akan pemandangan ini dan larut dalam pikirannya sendiri. Laut tidak terlihat buruk, kenapa ia malah ketakutan sendirian? Seharusnya ini bukanlah hal yang mengancamnya.

Tadinya Charise berpikir begitu. Sampai tiba-tiba ia mendengar suara yang keras seolah ada yang tercebur ke dalam air laut. Kepalanya tiba-tiba sakit dan lehernya terasa tercekik. Oh, tidak, kenapa ia merasakan sensasi tenggelam bahkan di saat ia berada jauh sekali dari air? Padahal ia berpikir ia baik-baik saja beberapa saat yang lalu.

Tubuh Charise mulai bergetar hebat dan kakinya menjadi sangat lemas. Kepalanya sakit luar biasa dan pandangannya menjadi berputar-putar. Gawat. Ia mungkin akan terjatuh di atas pasir pantai dan ia tidak bisa meminta tolong karena lehernya terasa tercekik.

Tapi untungnya, ada yang menahannya sebelum terjatuh.

"Nona, apakah Anda baik-baik saja?"

Suara seorang lelaki terdengar dari sisinya. Lelaki itu saat ini sedang merangkul bahu wanita itu untuk menahan tubuhnya supaya tidak jatuh. Charise langsung otomatis menjauhkan tubuhnya dari sosok itu begitu ia merasa sakit kepalanya mulai mereda. Sebagai seorang Nyonya Bangsawan, tidak baik terlalu dekat dengan lelaki asing. Jika ada yang melihat, Charise akan dianggap berselingkuh. Makanya, ia langsung menjauh secepatnya.

"Aku baik-baik saja. Terima kasih atas bantuannya," ucap wanita itu lirih bahkan tanpa bisa mengoreksi panggilan dari lelaki asing itu.

Charise perlahan mulai berjalan beberapa langkah untuk menjauhi lelaki itu lalu menatapnya lekat. Lelaki itu cukup tinggi, meskipun tidak setinggi suaminya. Pandangannya memancarkan sinar yang hangat. Wanita itu rasa, ia tidak pernah melihat seseorang dengan pandangan yang hangat seperti itu seumur hidupnya. Terutama pandangan hangat yang tertuju padanya.

"Bukan masalah besar. Sinar matahari musim panas memang bisa sangat terik dan bisa membuat pusing. Sebaiknya Anda beristirahat saja sekarang. Bagaimana jika Nona izinkan aku mengantarkan Anda pulang?"

"Terima kasih atas tawarannya, Tuan. Tapi aku ingin berkeliling sedikit lagi sebelum kembali," tolak Charise berusaha sesopan mungkin kepada lelaki asing ini.

"Begitu ya. Baiklah, aku tinggal di sekitar sini, tepatnya di sana," lelaki itu menunjuk sebuah rumah mungil tak jauh dari villa yang ditempati Charise. "Namaku CyA, jika Anda butuh bantuan, katakan saja padaku. Kini Anda sudah tahu harus mencariku ke mana kan?"

"Oh, kebetulan aku tinggal tidak terlalu jauh juga. Aku sedang berlibur di villa bersama suamiku. Karena ini liburan, aku berpikir untuk jalan-jalan sebentar. Sekali lagi, terima kasih banyak atas bantuannya, Tuan. Aku pasti akan membalas budi karena kini aku sudah mengetahui tempat tinggal serta namamu."

"Astaga, betapa tidak sopannya aku memanggilmu dengan sebutan 'Nona'! Ternyata Anda adalah Nyonya Marchioness yang itu?"

"Yang itu?" Charise sedikit mengerutkan keningnya mendengar sebutan tentang dirinya.

"Suamimu sering ke mari, terutama setelah perang. Katanya, kali ini ia datang bersama istrinya. Ternyata Anda adalah istrinya. Mengapa tidak berkeliling bersama Harin?" tanya CyA penasaran begitu mendapati bahwa wanita yang tadi ditolongnya adalah istri dari temannya.

"Harin memiliki urusannya sendiri dan aku tidak melihat berkeliling sendirian adalah hal yang buruk. Sekarang aku sudah merasa lebih baik. Aku permisi."

TRAUMA (ONEWE & ONEUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang