"Kau sudah gila, ya!"
Suara Yonghoon terdengar menggelegar di ruang kerjanya. Itu bukan sosok Yonghoon yang biasa terlihat. Lelaki itu nyaris tidak pernah terlihat marah sama sekali. Senyuman selalu menghiasi raut wajahnya yang ramah. Sosoknya pun selalu tampak lemah lembut dan bijaksana, tanpa pernah kemarahan menguasainya. Sehingga bahkan rakyat biasa sekalipun merasa sosok Yonghoon adalah sosok hangat yang bisa diandalkan. Ia juga disenangi para bawahannya karena dipenuhi akan belas kasih. Pokoknya, nyaris tidak ada yang menggambarkan sosok Yonghoon dengan kalimat negatif mengiringnya.
Berbanding terbalik dengan situasi saat ini. Kali ini Yonghoon terlihat marah. Benar-benar marah besar hingga wajahnya merah padam. Harin, yang menjadi lawan bicaranya, hanya bisa tetap berdiri tegak menghadapi kemarahan atasannya. Kalau boleh jujur, Harin cukup merasa ciut saat ini, sehingga ia langsung memasang sikap berdiri sempurna untuk menunjukkan bahwa ia serius dengan perkataan sebelumnya.
"Bercerai, Harin? Kau bilang kau akan bercerai dengan istrimu? Kau sudah tidak waras?"
Yonghoon berdiri dari kursi kerjanya lalu ia melangkah untuk berdiri berhadapan dengan Harin. Yonghoon itu sedikit lebih tinggi dari Harin, sehingga saat ini ia berusaha mendominasi sosok bawahannya tersebut. Berusaha menunjukkan kuasanya supaya Harin kembali menurut seperti biasa. Sekaligus menunjukkan mau bagaimanapun Harin adalah bawahan kesayangannya, Yonghoon tetap adalah Sang Raja dan berkuasa atas hidup Harin.
"Itu adalah sebuah keputusan yang aku ambil dengan kesadaran penuh, Yang Mulia," jawab Harin tanpa terlihat gentar sedikitpun.
Tangan Yonghoon terulur lalu ia mencengkeram kerah seragam Harin kuat. Kemarahan semakin tampak jelas kala ia teringat percakapannya dengan Harin saat kunjungan tempo hari. Bukankah hubungan Harin seharusnya sudah berkembang ke arah yang positif mengingat respon Harin kala itu? Bahwa perasaan Harin kepada Charise hampir serupa dengan perasaan Yonghoon kepada istrinya. Kenapa sekarang semuanya langsung berubah sama sekali hanya dalam waktu singkat? Bertepatan ketika kepulangan mereka dari kerajaan tetangga. Oh, benar juga. Pasti ada yang salah kala itu.
"Awalnya aku masih mengabaikannya karena kau tetap berlatih dengan keras seperti tidak ada yang berubah. Tapi pasti ada yang salah dari dirimu setelah mengunjungi Kerajaan Agathias kan? Selain ingin bercerai, apa lagi yang kau inginkan? Kau tidak mungkin menemuiku hanya sebatas karena ingin meminta izin membuka persidangan, benar?" Yonghoon kembali bertanya saat merasakan bahwa kunjungan Harin siang ini tidaklah sedangkal untuk mengabari bahwa ia ingin bercerai.
"Aku ingin mengajukan permohonan. Bahwa jika aku dan Charise telah resmi bercerai, aku ingin Charise tetap menjadi Marchioness dan memiliki seluruh wilayah kekuasaan serta harta yang dimiliki oleh keluargaku. Aku tidak akan meminta bagian sedikit pun," ucap Harin yakin lalu dengan cepat menyambung kalimatnya, "Aku juga ingin melepaskan gelar Marquess dan mengundurkan diri pula sebagai ketua pasukan. Aku ingin mundur sebagai ksatria dan aku ingin kembali menjadi rakyat biasa seperti sebelumnya."
Yonghoon semakin tidak habis pikir begitu mendengar sambungan kalimat Harin. Bahkan cengkeramannya telah sempurna terlepas walaupun sebenarnya yang ingin Yonghoon lakukan adalah memukul Harin untuk mengembalikan kesadarannya. Saat ini Yonghoon benar-benar terkejut seolah tidak pernah terbayangkan sedikit pun ia akan menghadapi situasi semacam ini selama ia memimpin. Ia juga terkejut dengan fakta Harin yang bahkan tidak berdaya melawan kehendaknya saat menjodohkan lelaki itu dengan Charise, kini meminta mundur dari posisinya.
"Seharusnya aku tahu, bahwa tidak semua orang bisa diberikan belas kasih. Aku sudah memberikan segalanya untukmu, Harin! Gelar, wilayah kekuasaan, harta, bahkan jabatan. Semua orang memimpikan untuk menjadi dirimu karena kau sendiri sudah tahu kan asalmu dari mana? Aku menjadi satu-satunya yang percaya bahwa kau tidak akan mengecewakan. Tapi hari ini kau sungguh mengecewakanku. Jangan harap aku akan mengabulkan keinginanmu. Justru hari ini kau harus berlatih lebih keras dari biasanya supaya kau kembali ke kesadaranmu, seperti bagaimana kau yang biasanya. Selama seminggu ke depan, kau harus berlatih tanpa henti. Jika kau tidak melakukannya dengan baik, aku akan memberikanmu hukuman."
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA (ONEWE & ONEUS)
FanfictionCharise memiliki banyak luka di masa lalu. Sementara Harin terjebak di masa lalu. Benang takdir menarik mereka untuk mendekat dan saling terlibat dalam sebuah pernikahan politik. Tapi Charise dengan banyak luka di masa lalu tidak bisa mencintai. Beg...