8. Berlibur

68 17 18
                                    

Pertemuan ketiga dengan Harin berlalu begitu saja dengan Harin yang berpamitan untuk kembali ke medan perang. Tanpa terasa kini waktu telah berlalu setahun lebih setelah kunjungan Harin. Artinya, telah dua tahun Harin berada di medan perang.

Charise mulai terbiasa dengan rutinitasnya dan sudah tidak ada hal lain yang ia takutkan. Bertemu dengan para bangsawan kelas atas dan menghadapi cemoohan dari mereka sudah seperti sebuah kebiasaan. Sampai-sampai Charise sendiri heran ia mulai terbiasa dengan hal itu seperti bagaimana ia terbiasa dengan penyiksaan di masa lalu.

Soal ingatan buruk di masa lalunya memang sudah tidak terlalu mengganggunya lagi. Tapi bukan berarti luka itu sudah sembuh. Charise hanya berusaha menjalani kehidupan baru supaya tidak terpuruk terlalu lama. Ia pun lelah dihantui akan kenangan buruk masa lalunya. Lagi pula, tidak ada hal yang membuatnya teringat lagi akan hal itu sehingga masa lalu mulai terasa jauh di belakangnya.

Perang pun berakhir juga setelah dua tahun lebih. Tentunya, kemenangan yang dibawa pulang oleh para prajurit istana. Harin pun kembali menjadi pahlawan perang dan semakin disegani. Walaupun dengan bekas darah dan luka yang masih basah di tubuhnya, ia terlihat bahagia.

Charise menyaksikan kepulangan Harin dari jendela kediamannya di ibukota. Kebetulan, arak-arakan itu melewati kediamannya dengan Harin sehingga Charise bisa melihat senyuman lebar Harin. Baru kali ini rasanya Charise melihat Harin tersenyum lebar seperti itu dan saling bercanda dengan satu sama lain. Selama mereka menghabiskan waktu bersama, Harin tidak pernah menunjukkan ekspresi seperti itu.

Jadi ternyata, Harin bisa menjadi seseorang yang hangat dengan senyuman yang manis, ya? Ternyata, Harin juga bisa bercanda bersama yang lain dengan sangat akrab diiringi tawa lepasnya, ya? Walaupun sebenarnya bukan Charise sasaran untuk senyuman hangat itu, wanita itu tidak terlalu keberatan. Karena ia tahu betul tidak ada dirinya di mata maupun hati Harin. Semuanya hanya atas dasar kewajiban. Belas kasih dan kebaikan hati Harin hanya atas dasar kewajiban sebagai suaminya. Sama seperti Charise yang memiliki kewajiban untuk menikah karena sudah melakukan upacara kedewasaan, Harin pun memiliki kewajiban yang sama untuk menjadi kepala keluarga seutuhnya karena ia baru mendapatkan gelar.

Hubungan mereka pada dasarnya memang ditujukan untuk kerjasama. Bahkan, daripada pasangan suami-istri, mereka sama-sama menganggap kehadiran satu sama lain layaknya rekan kerja. Harin adalah di mana Charise mendapatkan perlindungan dari kedua orangtuanya untuk terhindar dari segala bentuk penyiksaan. Dan Charise adalah di mana Harin menggantungkan nama keluarganya. Tidak ada cinta bahkan setitik pun di antara mereka. Semua ini hanya berdasarkan kerjasama layaknya rekan untuk mewujudkan keuntungan pribadi masing-masing.

"Nyonya Marchioness, mari bersiap-siap. Malam nanti Anda harus hadir di acara jamuan untuk Tuan Marquess yang telah pulang membawa kemenangan."

Lamunan Charise buyar begitu kepala pelayan bersuara. Wanita muda itu menoleh dan ia menyetujui. Ia memang harus bersiap-siap karena pesta akan diadakan tak lama lagi. Sebagai istri dari pahlawan perang, Charise memang harus memperhatikan penampilannya untuk menghadiri acara jamuan malam nanti. Ini adalah tugas pertama Charise untuk mendampingi Harin yang baru pulang berperang. Rasanya sedikit menakutkan karena acara jamuan akan diadakan di istana, dan entah bagaimana respon semua orang nantinya melihat Charise dan Harin bersama.

Namun wanita itu tidak bisa mengelak. Begitu matahari mulai menghilang dari langit, Charise sudah selesai didandani oleh para pelayan dan sudah dipakaikan gaun yang elegan. Kereta kuda juga sudah terparkir di depan rumah, siap untuk membawanya pergi. Sehingga Charise mulai melangkah keluar dan menaiki kereta kuda. Tidak butuh waktu lama sampai kuda dipacu menuju istana.

Pada dasarnya, ini adalah pertama kalinya Charise akan hadir dalam acara jamuan setelah perang. Bagaimana ia harus bertindak di acara pertamanya yang akan dihadiri bersama Harin setelah menikah selama lebih dari dua tahun? Apakah ia harus menunjukkan bahwa ia merindukan Harin dan menantikan kehadirannya setelah dua tahun berpisah? Atau haruskah ia membuat sedikit drama dengan berlinang air mata karena sudah ditinggalkan untuk waktu yang lama dan ditinggalkan tepat di hari pernikahannya? Ataukah ia harus melakukan sesuatu yang ekstrem, dengan menunjukkan perilaku penuh cinta kepada Harin?

TRAUMA (ONEWE & ONEUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang