TRAUMA (ONEWE & ONEUS)

23. Dijebak

Matahari musim semi bersinar cerah di Kerajaan Agathias. Bunga-bunga tampak bermekaran dengan indah, hingga Harin bahkan memetik sekuntum bunga liar yang menarik perhatiannya untuk kemudian diselipkannya di jasnya. Bunga itu indah, seindah senyuman Nathasia. Tidak, tampaknya senyuman Nathasia jauh lebih indah dari bunga apa pun yang ia temui di jalan.

Matahari yang bersinar memantulkan cahayanya hingga Harin pun terlihat bersinar dengan cerah kala ia diperbolehkan masuk oleh penjaga perbatasan setelah menunjukkan identitas yang diberikan oleh Nathasia melalui surat yang dikirimkannya seminggu yang lalu. Ada logo kerajaan, sehingga Harin langsung diperbolehkan masuk begitu saja. Nathasia memang mengatakan tidak akan ada yang mencegah gerakan Harin selama memiliki identitas tersebut. Ternyata memang benar, ia tidak ditanya-tanya dan langsung dibiarkan masuk begitu saja.

Kudanya kembali ia pacu dengan cepat supaya dapat segera sampai di istana. Ia sudah tidak sabar dengan kisah cinta baru yang akan dimulainya. Lelaki itu mungkin terlihat seperti tidak akan tertarik dengan cinta, padahal sebenarnya saat mencintai, Harin akan memberikan segalanya. Ia akan mencintai dengan sungguh-sungguh dan mengupayakan kebahagiaan untuk wanita yang dicintainya.

Beruntung sekali akhirnya Harin bisa bertemu dengan cinta pertamanya. Benar, lelaki itu pun masih percaya dengan hal semacam cinta pertama. Lelaki itu pun percaya akan hidup yang bahagia setelah bersama dengan seseorang yang dicintai. Harin hanya tidak bisa menunjukkan sisi itu karena Charise memang bukan sosok yang dicintainya. Terlebih akhir-akhir ini Harin merasa ia lebih cocok untuk sekadar menjadi teman dari Charise, seperti bagaimana mereka setelah bercerai.

Sudah berganti musim, tentu sudah bulan-bulan lainnya berlalu. Charise benar-benar terlihat sibuk dengan proses adaptasi menjadi kepala keluarga. Tapi wanita itu tidak terlihat kesulitan melakukannya, dan Harin benar-benar bangga akan fakta itu. Malah, wanita itu juga tidak terlihat memiliki masalah untuk bergabung di pergaulan kelas atas sebagai Viscountess. Ia justru lebih dihargai karena kini Charise bukan hanya sekadar istri yang tidak dianggap oleh suaminya, tapi adalah seorang kepala keluarga.

Jangan ditanya berapa banyak surat lamaran yang menghampirinya. Charise juga masih muda dan menawan, dengan posisinya ia tidak akan kesulitan untuk mencari seorang lelaki baik hati. Bahkan tidak terhitung berapa banyak lelaki yang menghampirinya saat pesta dan mengajaknya berdansa. Tapi bukan itu prioritasnya saat ini. Wanita itu terlihat sedang menikmati pergaulan kelas atas dan menikmati berbagai bisnis baru yang dibuatnya. Begitulah yang Harin dengar dari gosip yang beredar. Harin hanya bisa mengetahui kabar mantan istrinya dari gosip sekitarnya. Karena lelaki itu bukan lagi seorang bangsawan, sehingga tidak akan mudah untuk berada di tempat yang sama dengan Charise. Mereka juga tidak lagi bertemu begitu Charise kembali ke wilayah kekuasaannya.

Sesungguhnya itu membuat jarak baginya. Ia seperti kembali menjadi dirinya yang dulu. Tidak memiliki apa-apa kecuali pengalaman bertahun-tahunnya sebagai ksatria. Namun Harin tidak terlalu menyesal. Karena kata Nathasia, ia tidak membutuhkan itu semua. Hanya Harin yang dibutuhkannya. Nathasia memang berbeda sama sekali dengan perempuan bangsawan kebanyakan yang akan tergoda dengan harta dan kekuasaan.

Bendera Kerajaan Agathias yang berkibar di istana sudah tampak dari kejauhan. Harin semakin memacu kudanya lebih cepat. Begitu tiba di gerbang istana, ia juga tidak memiliki masalah untuk masuk begitu menunjukkan identitasnya. Bahkan ia dibantu oleh pengawal untuk mengantarkan kudanya merumput dan minum. Sehingga Harin bisa langsung masuk ke dalam istana.

Di perkarangan istana sudah terlihat Nathasia tengah menunggunya. Harin langsung berlari dan memeluk sosok itu erat. Pelukannya pun langsung dibalas tanpa ragu. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang baru bertemu kembali setelah berpisah. Atau itulah yang dirasakan Harin saat ini.