Tanggal 11

1.6K 156 4
                                    

Pagi ini Pluem terlihat melamun sambil mengaduk teh nya. Padahal tehnya sudah diaduk lebih dari 15 menit yang lalu.

"perasaan kita udah gak nyanyi lagu yang kayak kemarin, kok masih aja sih anak kita ada yang ngelamun aja ya hin" tanya Tay ke New.

New yang sedang memasak omelet, kemudian melihat ke arah Pluem.

"abang kan yang paling normal, mungkin dia ada masalah. Coba kamu tanyain Te" jawab New.

Tay kemudian duduk di kepala meja, di sebelah kirinya ada anak pertamanya itu.

"abang, abang kenapa?" tanya Tay lembut, dia memegang tangan Pluem.

Pluem kemudian tersenyum, dia menghentikan adukan teh nya.

"gak ada apa apa kok yah" katanya

"papa gak suka ya kalau abang bohong. Papa sama ayah tau kamu ada masalah. Cerita bang" kata New sambil meletakan piring yang sudah ada omelet buatan nya.

"abang, ditunjuk jadi raja di fakultas"

"wah abang keren" kata Nanon, dibelakangnya ada Frank yang juga baru turun.

"keren sih, tapi abang pusing" kata Pluem yang kembali mengaduk tehnya.

"pusing kenapa bang?" tanya Frank yang sudah duduk disebelah Pluem.

"itu lho kan harus tampil, harus ada kegiatan. Abang takut aja kalau gagal"

"abang, kalah menang itu biasa. Kan abang sering ikut lomba, dan ada kan beberapa yang gak jadi juara" kata New yang mulai membagi piring.

"iya sih. Tapi ini bawa nama fakultas, jadi abang rada minder. Saingannya juga keren semua"

"abang kan juga keren" kata Nanon yang memulai memakan sarapan nya.

"iya abang kan keren, pinter, yang penting usaha dulu aja, lakuin yang maksimal. Kalah menang itu urusan akhir" kata Tay

"nanti kita bantuin abang deh kalau abang butuh bantuan ya, semangat" kata New yang mengacak rambut Pluem.

Pluem pun tersenyum. Dia sangat beruntung berada di tengah keluarga ini.

Di sekolah Nanon.

Kini Drake, Nanon, Ohm dan Ciize sedang duduk di kantin.

"Ciize, kamu beneran mau ikut dance?" tanya Nanon

Ciize yang sedang melihat dance di ponselnya langsung saja mengangguk, kemudian mematikan ponselnya.

"kan ada seleksinya, makanya aku latihan, dance mana yang cocok kubawa seleksi"

"ooh" kata Nanon

"oh ya Ohm udah ada pikiran masuk eksul apa?" tanya Nanon

"belum tau, emang terakhir pendaftaran nya kapan" tanya Ohm sambil memakan snacknya.

"sabtu, minggu ini, tergantung ekskul apa sih. Ada jadwalnya juga" jawab Drake

"Nanon sama Drake juga pasti belum nemu kan mau masuk eksul apa" tebak Ciize.

Dan keduanya dengan cengengesan menggelengkan kepalanya.

Ciize memutar matanya, kemudian dia kembali ke ponselnya.


Pluem kini sedang duduk depan Chimon. Malam ini mereka sedang makan malam bersama di salah satu kafe.

"jujur aku bingung deh" kata Pluem

"bingung kenapa?"

"ya ini masalah raja kampus. Gak tau grogi aja"

"pede dong kamu, tadi katanya udah disemangatin keluarga"kata Chimon yang mengelus tangan Pluem yang diatas meja.

"iya sih. Tapi aku takutnya gak bisa maksimal. Takut ngecewain phi Aye sama Primilly"

"yang penting kamu udah berusaha maksimal. Phi Aye sama Primilly juga pasti paham kok. Kamu semangat ya, aku bakal bantuin kamu"

"makasih ya"

Chimon menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

"oh ya. Kayaknya besok aku gak bisa jemput kamu, ada pertemuan pertama bintang kampus. Gak masalahkan?" tanya Pluem.

"iya gak masalah. Kamu fokus aja sama yang ini"

"sekali lagi makasih ya sayang" kata Pluem mencubit pipi Chimon gemas.

Kemudian mereka pun tertawa bersama.

Sementara itu dirumah Vihokratana.

"sumpah hin, akhir akhir ini kenapa anak kita sering ngelamun sih" tanya Tay ke New.

New yang sedang makan kemudian menoleh ke Nanon yang melamun melihat piringnya yang makanannya baru dimakan setengahnya.

"adek kenapa?" tanya New langsung

"adek galau" kata Nanon yang masih melamun.

Frank yang sedang minum langsung tersedak.

"galau kenapa dek" tanya Tay curiga

"minggu ini angkatan kelas 10 harus udah masuk ekskul. Kakak, gak bisa diundur ya, Nanon belum tau mau masuk apa"

"temen temen mu masuk apa?" tanya Frank

"Ciize masuk dance, yang lain sama sama gak tau mau masuk mana"

"hah, salah gaul kamu dek" kata Frank pelan.

"kan tinggal masuk apa aja yang kamu suka"kata Tay

"kan Nanon suka nya rebahan. Emang ada ekskul itu" tanya Nanon ke Frank.

"pilihannya banyak dek, apa masuk osis aja kayak kakak?" tanya New.

"NO, GAK MAU, JANGAN" kata Frank, yang mendapat tatapan tanya dari Tay dan New.

"iya Nanon juga gak mau. Nanon tuh maunya eksul yang bikin Nanon jadi keliatan keren, macho gitu, tapi apa ya"

"balet" ceplos Frank.

Tay dan New kemudian tertawa kecil.

"kakak, badan kaku gini ikut balet, pulang latihan pertama tulang ku udah kemana mana"

"gimana kalau sepak bola aja. Adek kan suka bola, sampe begadang kalau nonton. Terus dulu juga suka main kan sama temen temen" usul Tay.

New menganggukan kepalanya setuju dengan ide Tay.

"ehm iya juga sih. Oke Nanon ikut sepak bola. Ada seleksinya gak kak?"

"biasanya gak ada, tapi kalau banyak yang minat biasanya sih ada seleksi"

"kakak bujuk orang dalem dong biar Nanon masuk" Nanon memeluk erat Frank dari samping.

"gak, usaha sendiri sana"kata Frank berusaha menjauhkan pelukan Nanon.

"kakak, pleaseee"Nanon masih merengek.

"gak. Gak boleh dek kayak gitu tuh"Frank masiu usaha.

"ya kak ya , ya , ya"

"g"

Dan selanjutnya Frank dan Nanon terus saja mendebatkan itu.

Tay dan New kembali hanya tertawa kecil.

Diary FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang