Tanggal 12

1.4K 148 2
                                    

"Ohm" panggil Nanon.

"apa?" kata Nanon yang mencoba memasukan bola basket nya ke ring.

Kini kelas mereka sedang jam olahraga, dan saat ini mereka menunggu pak guru datang.

"aku mau nanya"

"nanya apa?"

"kamu pas kemarin gak masuk itu kenapa?"

"sakit" jawab Ohm.

"bohong, aku tau karna hal yang lain"

"beneran. Kan keluarga ku yang izinin"

"oke aku ganti pertanyaan nya. Kamu kenapa kemarin pas kita main terus ketemu temen kamu, kamu langsung kayak syok gitu"

"gak ah biasa aja"

"jujur itu siapa?. Jangan jangan mantan kamu" tanya Nanon berusaha merebut bola basket yang di pegang Ohm, berusaha juga merebut perhatian dia.

"enggak. Kita gak pernah jadian" kata Ohm terlihat agak sebal.

"kamu kenapa sih kepo banget. Jangan jangan kamu mulai suka aku ya" kata Ohm sambil mendekati Nanon dengan tatapan yang mengintimidasi.

"enggak kok, siapa yang suka sih. Aku cuman nanya" kata Nanon sedikit gugup dia berjalan ke belakang terus, karna Ohm tidak juga menghentikan langkah nya, dan sekarang dia sudah terpentok tiang ring basket.

"kalau gitu gak usah kepo,oke" kata Ohm akhirnya.

Dia berjalan menjauhi Nanon, Nanon pun rasanya baru bisa bernafas.
Tapi bagaimanapun juga Nanon masih kepo.

Kringgg, bel pulang sekolah berbunyi.

"eh duluan ya" kata Ohm pamit ke Nanon, Drake dan Ciize.

"Nanon yuk balik" kata Drake.

Ya Drake selalu nebeng pulang dengan Nanon dan Frank.

"Drake kamu balik sendiri aja sama kakak. Bilangin aku mau pergi sebentar. Nanti aku kabarin lagi. Duluan ya" kata Nanon yang langsung pergi begitu saja.

Kini Drake menunggu Frank, seperti biasa di belakang mobilnya.

"Drake, Nanon mana?" tanya Frank.

"oh tadi katanya Nanon mau pergi sebentar. Nanti katanya mau ngabarin kok"

"oh gitu. Yaudah yuk balik"

Drake dan Frank kini duduk di mobil. Dan mereka terjebak macet, karna ada kecelakaan truck yang cukup parah.

Frank menyalakan radionya, lagu lagu terputar pelan.

"oh ya Drake, udah tau mau masuk ekskul apa, tuh Nanon galau terus" kata Frank memulai obrolan.

"belum tau kak, masih bingung, padahal tinggal besok, sama lusa"

"pilih yang kamu suka. Apa mau gabung OSIS?" tanya Frank dengan tertawa kecil.

"wah gak mau kak, Drake, aja telat di hari pertama masuk, sok sok an mau jadi anggota OSIS, bisa bisa diejekin yang lain" jawab Drake dengan tertawa kecil.

"lho kan hari pertama aja, hari hari setelahnya gak kan?"

"gak kak, gak salah maksudnya hehe" jawab Drake cengengesan.

Frank menggelengkan kepalanya dan tertawa kecil.

"sebenernya mau masuk fotografi sih. Suka banget soalnya" kini jawaban Drake serius.

"ehm iya itu ekskul bagus kok. Sering menang lomba juga"

"iya kah kak? Oke aku daftar fotografi aja deh"

"iya"

Kemudian ada jeda diantara mereka.

"Nanon mau ikut apa kak, udah tau belum?" tanya Drake, karna rasanya canggung banget mereka gak ada obrolan.

"kayaknya mau sepak bola"

"ohh"

Sementara itu Nanon kini masih sibuk saja mengikuti Ohm, dan tak terasa kini sudah di depan rumahnya.

"Nanon mau sampe mana kamu ngikutin aku" kata Ohm yang akan membuka gerbang rumahnya.

Nanon pun kaget, ternyata dia ketahuan.

"kamu udah tau aku ikutin?" tanya Nanon yang sudah berdiri di depan Ohm.

"iya tau banget. Kurang pinter kamu tuh"

"hehehe" Nanon cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang gak gatal.

"mau apa ngikutin aku?"tanya Ohm.

"mau tau kamu tinggal dimana?"

"kan tinggal nanya"

"aku gak yakin kamu bakal jawab"

"dasar aneh"

"Ohm, kamu ngapain disana, ayo masuk" kata seseorang perempuan yang membuka pagar.

"aw kamu bawa teman. Ayo nak masuk, panas banget diluar" katanya.

"ah bibi mau keluar?" tanya Ohm.

"iya, bibi ada rapat, tadi mampir ke rumah ambil dokumen. Kamu ajak temen mu masuk ya"

Ohm dan Nanon memberi salam kepada bibi setelah mobilnya meninggalkan rumah itu.

"itu tadi bibi ku" kata Ohm yang menutup pagar rumah.

"oh, ku kira kamu tinggal sama orangtua mu"

"nggak, mereka tinggal di Phuket"

"terus disini cuman ada bibi sama kamu?"

"ada anak laki lakinya, tapi dia pulang seminggu sekali,kadang juga jarang pulang sih, dia kan tinggal di asrama mahasiswa. Terus ada paman juga. Paman sama bibi pulangnya malem terus, berangkatnya pas aku belum bangun"

"kamu kesepian dong disini?"

"iya"

Kini keduanya sudah memasuki kamar Ohm yang dilantai 2. Ohm memberikan segelas air putih ke Nanon.

"yakin alasan nya cuman mau tau aku tinggal dimana?" tanya Ohm

"eh itu, aku masih kepo soal yang tadi pagi kita bahas"

"beneran Nanon aku sakit pas hari itu. Kamu gak tau pas habis nganterin kamu kan langsung hujan"

"ooh iya juga sih"

"terus temen mu yang kemarin siapa?"tanya Nanon pantang nyerah.

"hah?"

"ayolah jawab aja aku kepo"

"gak ada apa apa Nanon. Kamu balik gih, nanti dicariin papa ayah mu lho" kata Ohm mengusir Nanon.

Nanon pun berdecak sebal. Dia keluar kamar Ohm tanpa berpamitan.

Malam nya.

"do, re, mi, fa, sol, la, si, do, nah gitu bang" kata Tay.

Pluem menganggukan kepalanya dan menirukan apa yang diajarkan ayahnya.

"kan masih lama tampilnya kok udah latihan sih?" tanya Nanon.

Sekarang dia sedang posisi rebahan dengan kepala yang dipangku New.

"ya gak masalah dong dek, kan biar hasilnya nanti maksimal" jawab New yang mengelus rambut putra ketiga nya ini.

"tapi ayah suara nya fals, nanti abang ikutan fals" kata Frank sambil memakan snack nya dan duduk di sebelah kanan New.

"kakak, gini gini ayah jago lho nyanyi. Liat aja abang suaranya bakal bagus kalau ayah yang ngajarin"kata Tay sombong.

"iya deh" balas Frank

Sedangkan Pluem dan New hanya tertawa kecil. Dan Nanon terus saja melihat langit langit rumahnya, karna masih memikirkan Ohm.

Diary FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang