Tanggal 29

1.2K 120 12
                                    

"kakak, serius kakak gak bawa topi cadangan?" tanya Nanon merengek pagi ini di depan kelas Frank.

Terlihat teman teman Frank melihat aneh ke dua kakak adek ini.

"gak ada" Frank merapikan seragamnya, tanpa menghiraukan Nanon yang merengek mau nangis.

"huaaaaaa" teriak histeris Nanon yang membuat semua orang di lorong yang merupakan kelas siswa kelas 11 melihat nya dengan aneh.

Nanon duduk di lantai dan kakinya nendang nendang

"kamu ini bikin malu aja sih dek, sana pinjem temen temen seangkatan mu" kata Frank malu, jelas lah Nanon merengek gini ke dia.

"lagian tadi papa tuh udah ingetin ya, cek lagi isi tas nya ada yang ketinggalan gak" kata Frank lagi mencoba menarik tangan Nanon agar berdiri, agak susah, Nanon badannya agak gede daripada dia.

"yaudah aku gak ikut upacara" Nanon menghempaskan tangan Frank yang menariknya, kemudian melipat ke dada dan menunjukan wajah ngambek.

Frank yang melihat hanya ngelus dada.

"eh udah udah, ini kakak pinjemin" kata Jane memberikan sebuah topi ke Nanon.

Nanon lekas berdiri dan mengambilnya.

"hah? Makasih kak Jane" teriak kecil Nanon yang sekali lagi mendapat tatapan aneh dari teman teman Frank.

"iya sama sama, kamu bawa aja taruh loker biar kalau lupa kamu masih ada cadangan kan" kata Jane menunjukan senyumnya.

"iya iya, kak Jane terbaek. Aku ke lapangan dulu kak Jane, duluan kak Frank"

Nanon langsung pergi berlari.

"makasih ya Jane, aku ganti nanti" kata Frank dengan nada gak enak.

Jane yang melihatnya hanya tertawa kecil.

"eh gak usah, topi doang kok"

"iya"

Frank terlihat gak enak, dia menggaruk tengkuknya terus, ingat kan dia kemarin nolak Jane.

"udah gak usah kaku gitu, anggep aja kita kemarin gak ngomongin itu" Jane menepuk pundak Frank sambil tersenyum.

"makasih ya Jane, kamu ngertiin aku, masih mau temenan sama aku" Frank kini tersenyum tulus.

"ehm, yaudah yuk kelapangan"

"iya"

Sore di Kantor Vihokratana.

"Te" panggil New dari sofa ruangan Tay, sedangkan Tay disana mengenakan kacamata dan terlihat fokus dengan kertas dia atas meja, duduknya terlihat nyaman di kursi nya yang besar itu.

"iya hin, ada apa?" Tay menengok sebentar, sambil tersenyum kearah New.

"nanti jadi ke kafe bentar ya sebelum pulang"

"iya sayang" Tay mengangguk, dan kembali membaca kertasnya.

"Te"

"iya" sekali lagi Tay menengok ke arah New.

"sini deh" New menepuk sebelahnya, memberi kode agar Tay duduk di sebelahnya.

Tay langsung datang dan duduk di samping New, dia tatap New.

"apa?"

"kamu liatin aku"

Tay mengamati wajah New dengan seksama.

"ada yang beda gak?" tanya New.

"makin cute" kata Tay tersenyum lebar.

"beneran, apa yang berubah"

Diary FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang