"aw Pluem sudah mau berangkat? Katanya acaranya sorean ?" tanya New saat baru saja memasuki dapurnya.
Dia melihat Pluem yang sudah mencuci piring dan gelasnya.
"pagi pa, iya Pluem kan masih ada kuliah sama nanti buat persiapan, jadi berangkatnya pagi aja"
"oh, terus kamu udah sarapan?"
"sudah pa, maaf Pluem gak bikinin buat makan pagi ini"
"iya nak, harusnya papa yang minta maaf, harusnya papa yang nyiapin kamu"
"gak masalah, toh Pluem bisa kok. Yaudah Pluem berangkat dulu ya pa, nanti pamitin sama ayah. Sama nitip pesen sama Frank, ngingetin acara sore ini"
"eh iya, sukses ya" kata New tersenyum lebar memberi dukungan ke anak pertamanya itu.
Pluem memberi salamnya dan segera berangkat.
Beberapa saat kemudian.
"hin, udah selesai masaknya?" tanya Tay yang berdiri disebelah New.
"udah, aku buat sandwich aja deh, lagi males ribet"
"iya"
New langsung saja berdiri menghadap ke Tay.
"sini aku rapiin bajunya"
New pun mulai menata baju Tay, memasang dasinya, kebiasaan New.
"anak anak udah pada bangun Te?" tanya New setelah memastikan suaminya berpakaian rapi.
"gak tau, bentar lagi mungkin turun, aku bantuin siapin susunya"
"iya"
"kakak sepatu ku balikin" terdengar teriakan Nanon dari lantai atas. Terdengar juga suara orang kejar kejaran.
Bagi New dan Tay ini udah biasa.
"nih" kata Frank melemparkan sebelah sepatu Nanon.
"kakak usil banget sih"
"cuci tangan terus duduk sarapan" perintah Tay.
"iya yah" jawab mereka kompak.
"aw Pluem tumben belum keluar?" tanya Tay.
"Pluem udah berangkat Te, dia harus nyiapin buat acaranya kan, dia nitip salam" jelas New.
Nanon dan Frank yang mendengar menganggukan kepalanya.
"iya"
"tadi abang titipin papa katanya suruh ngingetin kamu, acaranya sore ini jangan lupa" kata New lagi dengan tatapan mengarah ke Frank.
"iya pa, makasih" kata Frank tersenyum.
"Nanon, nanti kamu ikutan gak?" tanya Frank.
"ikut, tapi nanti aku ngambil seragam dulu kak. Aku nyusul"
"oke"
"yaudah ayo makan. Ada yang mau bawa bekal?" tanya New.
"gak usah pa"
"iya gak usah pa"
"oke"
Di dalam mobil perjalanan ke sekolah.
"oh ya kak, ayah kan punya banyak kamera, kok masih butuh Drake?" tanya Nanon.
"iya bener, itu kakak pinjem kameranya ayah. Lagian kamu lupa, Drake kan bukan cuman anggota fotografi, tapi anggota jurnalistik, dan tugas anggota baru emang disuruh latihan buat ngeliput, yaudah kakak saranin aja kan buat ngeliput acaranya abang. Lagian abang gak keberatan kok. Malah ini bisa jadi nilai plus" jelas Frank, tatapan nya masih ke depan, di jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Family
Fiksi Penggemar30 hari bersama keluarga Vihokratana 🙌 *penulis tidak mengambil keuntungan komersial apapun dari cerita yang saya buat :)*