17

630 97 14
                                    

Tandai bagian yang typo ....

Sepeninggal Chen dan istrinya, Krystal mendadak murung. Tubuhnya bersandar pada sofa namun pikirannya melayang jauh diliputi bayangan demi bayangan yang secara tiba-tiba membuat dadanya sesak. Menengadah, kedua tangannya bergerak di depan wajahnya dengan harapan mencegah air mata yang hendak turun dari pelupuk matanya.

Bohong jika dia mengatakan baik-baik saja mendengar kalimat panjang yang dikatakan Chen. Bohong jika dia merasa bahagia dengan kehidupannya saat ini yang tidak diketahui banyak orang tentang siapa dirinya sebenarnya. Menunduk, diusapnya perut buncitnya dengan perasaan yang sulit dijabarkan.

Krystal tersentak ketika melihat Sehun beranjak meninggalkannya sendiri di ruang tamu tanpa sepatah kata. Dia cukup tahu kenapa Sehun mendadak diam seperti ini. Ucapan Chen mampu mengubah suasana hangat antara dirinya dan Sehun.

Sekarang, dia tidak tahu harus bagaimana. Dia dan Sehun butuh waktu untuk menenangkan diri dan berpikir jernih. Maka dari itu, saat ini dia tidak mau menghampiri Sehun di kamar. Dia butuh sendiri untuk menenangkan dirinya yang seperti berada di ujung jurang dan siap terjatuh ke dalam jurang.

...

Krystal tidak menyangka jika ucapan Chen efeknya luar biasa untuk hubungannya dan Sehun. Terhitung satu minggu lamanya dia dan Sehun tidak bertegur sapa. Melayani Sehun seperti biasanya, hanya saja tidak ada ucapan yang terlontar. Dia dan Sehun sama-sama bungkam dan sama-sama meninggikan ego.

Saat ini, Krystal sendiri di rumah. Satu minggu sejak kedatangan Chen ke rumahnya, Sehun mendadak menjadi orang tersibuk. Suami tampannya itu sering berangkat pagi dan pulang dua hari setelahnya. Jika dia mengkhawatirkan Sehun yang tak pulang disaat waktu menunjukkan tengah malam, dia memberanikan diri mengirim pesan kepada Sehun untuk menanyakan keberadaan Sehun dan Sehun membalas jika lelaki itu sedang berada di agensi, latihan lebih keras lagi karena tinggal menghitung hari untuk konser.

Krystal tidak mempermasalahkan itu, selagi Sehun jarang pulang bahkan mendiamkannya karena benar-benar sibuk menyiapkan konser. Hanya saja, belakangan ini perasaannya tidak enak dan perutnya terkadang mulas, seolah-olah anaknya merindukan sosok Ayahnya yang satu minggu ini tidak memanjakannya.

Krystal tidak bisa mengelak jika dia merindukan Sehun. Rindu perhatian lelaki itu meski sering membuatnya sakit hati melihat kelakuannya di depan publik.

Menghela napas panjang, Krystal melirik jam yang menunjukkan pukul sepuluh malam. Kemarin Sehun tidak pulang, besar kemungkinan malam ini Sehun pulang ke rumah. Jika biasanya dia tidur, tidak menunggu kedatangan Sehun, maka malam ini dia bersedia menunggu suaminya pulang. Dia tidak tahan terus berada dalam situasi asing bersama Sehun, tidak bertegur sapa.

Jika salah satu antara dirinya dan Sehun tidak ada yang mau mengalah, maka rumah tangganya akan retak dan tentunya memberi celah bagi orang ketiga. Krystal tidak mau itu terjadi. Dia mencintai Sehun dan menikah dengan Sehun adalah mimpinya sejak dulu, tidak mungkin dia membiarkan rumah tangganya hancur begitu saja hanya karena publik tidak mengetahui siapa dirinya.

Tidak lama setelah itu, terdengar pintu diketuk. Untuk sesaat dia mengerut kening. Apa Sehun tidak membawa kunci cadangan sehingga mengetuk pintu? Mungkin saja Sehun lupa tidak membawa kunci candangan. Tanpa pikir panjang, Krystal beranjak membukakan pintu untuk Sehun dan saat pintu terbuka, Krystal langsung memundurkan langkahnya dengan gerakan menutup pintu. Tetapi, dengan cepat tangan seseorang yang mengetuk pintu itu menahan pergerakannya sehingga kini dia tidak bisa apa-apa selain beringsut mundur dengan tatapan takut.

Husband? [ Sehun x Krystal ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang